Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta Ikuti Kirab Pusaka Malam 1 Suro 2025 Pura Mangkunegaran Lanjut Keraton Surakarta

Jumat, 27 Juni 2025 14:21 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000534806.jpg
Kebo Bule Kyai Slamet saat kirab malam 1 suro yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta (soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) – Wali Kota Surakarta Respati Ardi bersama Wakil Wali Kota Astrid Widayani turut dalam prosesi sakral Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang digelar secara khidmat oleh dua pusat budaya Surakarta: Pura Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (26/6/2025) malam.

Kirab ini merupakan bagian dari peringatan Tahun Baru Jawa 1 Sura 1959 Dal, yang sudah menjadi tradisi spiritual dan budaya turun-temurun sejak masa Sultan Agung hingga era Pakubuwono X.

Tradisi ini tidak hanya menjadi ritual simbolik, namun juga ruang kontemplatif untuk merefleksikan perjalanan hidup, baik secara pribadi maupun sebagai masyarakat.

Kirab pusaka Laku Topo Bisu Pura Mangkunegaran 

Prosesi pertama dari Pura Mangkunegaran pukul 19.00 WIB, dipimpin KGPAA Mangkunegara X. Lalu melakukan kirab pusaka dan laku topo bisu dengan rute kirab melintasi kawasan ikonik kota: Koridor Ngarsopuro, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Kartini, Jalan R.M. Said, hingga Jalan Teuku Umar sebelum kembali ke Pura Mangkunegaran.

Nampak sejumlah tokoh nasional ikut laku topo bisu yang menjadi bagian dari prosesi Kirab Pura Mangkunegaran, yakni anggota DPR-RI Titiek Soeharto, Ibu negara ke 5 Sinta Nuriyah Gus Dur, mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti, dan lainnya.

Selanjutnya, tepat tengah malam pukul 00.00 WIB, Keraton Kasunanan menggelar kirab pusaka dengan ikon khas Kebo Bule, yang dimulai dari Jalan Supit Urang dan melewati Alun-Alun Utara, Pakoe Boewono, Jenderal Sudirman, Mayor Kusmanto, Kapten Mulyadi, Veteran, Yos Sudarso, dan Slamet Riyadi, hingga kembali ke dalam kompleks keraton.

Malam 1 Suro di Solo

Prosesi Kirab Pusaka dipimpin oleh kerbau albino Kyai Slamet yang menjadi cucuk lampah, diikuti iring-iringan pusaka keraton dan ratusan abdi dalem serta peserta kirab lainnya. Suasana berlangsung penuh keheningan dan kesakralan, memperkuat nilai spiritual dan budaya acara ini.

Wali Kota Respati Ardi menyampaikan, “Kirab Pusaka Malam Satu Suro bukan sekadar ritual tahunan, melainkan ruang refleksi atas perjalanan kita bersama selama setahun terakhir. Ini bentuk penghormatan atas warisan leluhur dan penguatan jati diri serta solidaritas budaya warga Surakarta.”

Lebih dari 5.000 orang tercatat mengikuti kirab di area Keraton Surakarta, sementara sekira seribuan warga lainnya memadati sepanjang rute prosesi baik di Pura Mangkunegaran maupun Keraton Kasunanan. Selain menjadi simbol spiritualitas, acara ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkuat posisi Surakarta sebagai kota warisan budaya nasional.

Tradisi Malam Satu Suro membawa pesan mendalam tentang kesinambungan waktu: masa lalu (atita), masa kini (atiki), dan masa depan (anagata), sekaligus menjadi doa dan harapan untuk keselamatan, keberkahan, dan kejayaan Surakarta serta Indonesia ke depan.