Tingkat Keaktifan 74 Persen, BPJS Kesehatan Solo Optimalkan Program PESIAR, SRIKANDI dan REHAB

Sabtu, 24 Mei 2025 05:55 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000435210.jpg
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Debbie Nianta (soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) — Cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan di wilayah Soloraya mencapai angka menggembirakan. Berdasarkan data per 1 Mei 2025, Kantor BPJS Kesehatan Cabang Surakarta mencatat tingkat kepesertaan mencapai 99,41 persen, atau setara dengan 4.513.548 jiwa dari lima kabupaten/kota yang meliputi Kota Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Sragen.

Namun demikian, di balik pencapaian tersebut, tingkat keaktifan peserta masih menjadi tantangan utama. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Debbie Nianta Musigiasari, mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, keaktifan peserta masih berada di angka 74,92 persen.

“Keaktifan peserta yang sesuai dengan target RPJMN 2025 seperti di Kota Solo sudah mencapai 87,08 persen. Sukoharjo dan Karanganyar mendekati 80 persen. Kami harap dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah, angka ini bisa terus meningkat,” ujarnya dalam konferensi pers pada Kamis 22 Mei 2025.

Berdasarkan data, Sukoharjo mencatatkan tingkat kepesertaan sebesar 98,94 persen dengan tingkat keaktifan 76,85 persen. Sementara Karanganyar mencatatkan angka keaktifan 78,02 persen dari kepesertaan 99,19 persen.

Wonogiri bahkan mencatatkan kepesertaan lebih dari 100 persen, yakni 101,07 persen, namun tingkat keaktifannya masih di angka 71,33 persen. Sragen menjadi daerah dengan tantangan terbesar, dengan kepesertaan 99,04 persen namun keaktifan baru mencapai 66,99 persen.

“Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Kabupaten Sragen,” kata Debbie.

Untuk mencapai target RPJMN 2025, yakni 98,6 persen cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan 80 persen di antaranya berstatus aktif, BPJS Kesehatan Cabang Surakarta terus menggencarkan sejumlah program strategis.

Salah satu andalan adalah program PESIAR (Petakan, Sisir, Advokasi, Registrasi), yang berfokus pada upaya social marketing di tingkat desa. Melalui program ini, masyarakat yang belum terlindungi JKN diidentifikasi, kemudian dilakukan penyisiran dan advokasi terhadap kelompok rentan seperti korban PHK, ibu hamil, dan keluarga prasejahtera. Hingga saat ini, tercatat 67 agen PESIAR telah aktif di berbagai wilayah kerja.

Tak hanya itu, program SRIKANDI (Sinergi Rekrutmen dan Reaktivasi Peserta JKN) juga digalakkan melalui kerja sama tripartit dengan pemerintah daerah dan pihak ketiga. Program ini membantu menjaring peserta baru sekaligus mengaktifkan peserta yang sempat nonaktif dengan skema pembayaran iuran yang fleksibel.

Kemudahan juga ditawarkan melalui Program REHAB (Rencana Pembayaran Bertahap), yang memungkinkan peserta menunggak melunasi iuran secara cicilan. Sementara itu, lewat inisiatif PARTNER JKN, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan komunitas dan influencer lokal untuk menyampaikan edukasi kesehatan secara lebih inklusif kepada masyarakat.

“Kami berharap sinergi ini terus terjalin demi membangun perlindungan kesehatan yang merata dan berkelanjutan. Target nasional bukan sekadar angka, tetapi komitmen bersama untuk menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat,” tutup Debbie.

Langkah-langkah ini menjadi bagian penting dari upaya mewujudkan jaminan kesehatan semesta sebagaimana yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025.