Normalisasi Sungai Selamatkan 450 Hektar Sawah Demak, Wagub Yasin Hadiri Acara Wiwitan Tandur Pari

Kusumawati - Rabu, 27 Agustus 2025 17:56 WIB
Wagub Taj Yasin hadiri Tradisi Wiwitan Nandur Pari di desa Dukun Demak (Humas Jateng)

DEMAK (Soloaja.co) - Lebih dari 450 hektare lahan persawahan di empat desa di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, yang sebelumnya menjadi lahan tidur akibat banjir, kini bisa kembali ditanami padi. Hal ini berkat sinergi program normalisasi sungai yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama berbagai pihak.

Upaya ini membuahkan hasil di Desa Dukun, Klitih, Pidodo, dan Kedunguter. Rifan, salah satu petani dari Desa Dukun, menyampaikan rasa terima kasihnya secara langsung kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin.

"Terima kasih sudah dibantu normalisasi (sungai)," kata Rifan terbata-bata, Rabu (27/08/2025). Ia berharap normalisasi ini dapat terus berlanjut hingga ke desa tetangga, termasuk perbaikan pintu air dan jalan.

Kolaborasi Lintas Pihak Kembalikan Lahan Pertanian

Taj Yasin menjelaskan, keberhasilan ini adalah buah dari kolaborasi lintas instansi yang dimulai sejak 3 Juli 2025. Program ini melibatkan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Dinas PUBMCK, Bank Indonesia, BBWS Pemali-Juana, Pertamina, hingga sejumlah perusahaan swasta seperti PT Corin Mulia, PT NBI, dan PT Djarum.

"Pada 3 Juli 2025 lalu saya ke sini. Total luasan tanah sekitar 512 hektare masih terendam air, alhamdulillah saat ini sudah kering dan sudah bisa ditanam lagi," ujar Taj Yasin dalam kegiatan Wiwitan Tandur Pari (Mulai Menanam Padi) di Desa Dukun.

Ia menargetkan, Demak, yang sebelumnya menjadi penyumbang padi terbesar ketiga di Jateng, bisa kembali meningkatkan produksinya. Menurut Kepala Distanbun Jateng, Defransisco Dasilva Tavares, banjir pada awal 2025 telah merusak 512 hektare sawah di Kecamatan Karangtengah, menyebabkan kerugian hingga Rp18 miliar per musim tanam.

Stabilisasi Harga Pangan dan Ekonomi Lokal

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, mengungkapkan bahwa beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Jawa Tengah. Ia mencatat, inflasi Jateng pada Juli 2025 mencapai 2,52% (year-on-year), salah satunya dipicu oleh tekanan pasokan akibat banjir.

Dengan normalisasi saluran irigasi yang mulai menunjukkan hasil, luas tanam padi di Kecamatan Karangtengah kini mencapai 231,9 hektare, dengan sebagian lainnya masih dalam tahap persiapan.

"Upaya pemulihan ini tidak hanya menjaga ketersediaan beras, tetapi juga menjadi penopang stabilitas harga pangan di Jawa Tengah," kata Rahmat.

Diharapkan, sinergi ini dapat mendorong petani untuk menanam padi hingga tiga kali dalam setahun, yang berpotensi mengembalikan pendapatan masyarakat sebesar Rp55,89 miliar.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS