Selasa, 13 September 2022 14:13 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
WONOGIRI (Soloaja.co) – Pro kontra penyesuaian harga BBM masih terjadi ditengah masyarakat. Untuk meredam gejolak dan menyamakan persepsi, Polres Wonogiri menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama perwakilan pihak terdampak, seperti seperti Ketua Organda Wonogiri, Ketua Paguyuban Ojol Wonogiri, mahasiswa, Ormas Islam, MUI dan pemilik SPBU.
FGD digelar di Mapolres Wonogiri, Selasa 13 September 2022, dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Kabupaten Wonogiri seperti Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto,S.I.K.,M.Si, Kepala Dinas Perdagangan dan KUKM Wahyu Widayati, Pasi Intel Kodim 0728/Wonogiri Kapten Inf Mulyono, dan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Wonogiri Bagyo Mulyono,S.H.
Sebagai narasumber dihadirkan SBM (Sales Bran Manager) Pertamina Ahad Jabar Saifullah, Ketua Hiswana Migas DPC Surakarta Budi Prasetyo, Penasehat SPBU Se-Kabupaten Wonogiri Drs. Mulyadi,M.M dan TBBM Boyolali Danang Agung.
SBM Pertamina Ahad Jabar Saifullah mengatakan terkait dengan kenaikan harga, rata-rata yang diterima oleh pemerintah dan masuk dalam anggaran pemerintah itu di rata ada 60 us dollar per barel. Sedangkan yang masih masuk tol pemerintah 60, dari awal bulan Januari sampai bulan ini sudah mencapai 97 us dollar per barel.
“Beberapa alasan harga BBM ini dinaikkan ada yang berpendapat katanya tidak tepat sasaran. Tapi nyatanya memang di data Pertamina hampir 80% lebih itu tidak tepat sasaran. Penggunaan pertalite maupun solar kuota hingga Oktober tahun ini akan habis.” Kata Ahad.
Ditambahkan TBBM Boyolali Danang Agung, mengatakan pihaknya di Pertamina memastikan bahwa tidak boleh kelangkaan di masyarakat. Di Indonesia terutama di pertamina menghasilkan 600 ribu perhari. Padahal kebutuhannya 1.400 -1500 perhari.
"Apa yang dihasilkan kita belum cukup, kita harus impor, kita sudah sampai di Qatar atau negara lain untuk mencari bahan mentah. Cilacap adalah paling terbesar di Indonesia itu belum mampu atau memadai. Kita memastikan konsumen kami bisa menjual Bbm ini ke Masyarakat dan saya lihat di wonogiri ini jarak antar SPBU sangat jauh itu pasti ada gejolak dan bagaimana gejolak masyarakat ini tidak muncul ,saya lihat di wonogiri tidak ada kelangkaan terkait dengan BBM," kata Danang.
Penasehat SPBU Wonogiri Drs. Mulyadi,M.M mengatakan selaku pengusaha SPBU pihaknya siap menyalurkan untuk kepentingan masyarakat. "Seandainya mungkin masyarakat tidak kebagian BBM saya juga mohon maaf karena kuotanya dibatasi," kata Mulyadi.
Kapolres Wonogiri AKBP AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan dengan pertemuan ini diharapkan masyarakat bisa memahami saat pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM.
“Diharapkan peran serta dan dukungan kepada masyarakat mari kita menjaga kondusifitas kamtibmas di wilayah kabupaten wonogiri terkait penyalahgunaan bbm dan dampak dari kenaikan harga bbm," pungkas Kapolres Wonogiri AKBP Dydit.
Bagikan