Beasiswa Chevening Buka Peluang Untuk Mahasiswa dan Alumni UNS, Ini Syaratnya !

Kusumawati - Senin, 12 September 2022 14:48 WIB
sosialisasi beasiswa chevening untuk mahasiswa UNS Surakarta (soloaja/humas UNS)

SOLO (Soloaja.co) - Beasiswa Chevening, salah satu beasiswa bergensi di Inggris membuka peluang bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Chevening merupakan program besiswa yang diberikan oleh pemerintah Inggris melalui Foreign, Commonwealth, and Development Office (FCDO) Inggris.

Beasiswa ini diberikan kepada masyarakat berbagai negara termasuk Indonesia yang ingin melanjutkan studi jenjang Master di seluruh universitas di Inggris dengan program studi yang dibebaskan. Hal ini berarti penerima dapat memilih sendiri program studi yang diinginkan tanpa harus dibatasi program studi tertentu saja.

“Masa studi S-2 di Inggris itu hanya satu tahun saja. Kalau di Indonesia atau negara lain itu satu setengah atau dua tahun. Kalau di UK memang hanya satu tahun atau lebih tepatnya lagi 9 bulan. Jadi untuk teman-teman yang mungkin nggak pengin terlalu lama sekolahnya dan ingin cepat-cepat berkontribusi dan berkarya untuk negara asal ya sebenarnya ini paling tepat. Satu tahun, dapat gelar, bisa kembali lagi ke negara asal untuk berkontribusi,” kata Raras Wulandaru, Network and Alumni Officer Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, saat sosialisasi Beasiswa Chevening di Gedung Ki Padmasusastra UNS, Solo, Kamis 8 September 2022.

Raras menjelaskan berbagai hal tentang Chevening mulai dari keuntungan berkuliah di Inggris, prosedur, administrasi, hingga hal-hal teknis terkait beasiswa ini.

“Beasiswa ini membiayai penuh kuliah penerimanya selama menempuh pendidikan Master di Inggris. Selain itu, penerima beasiswa Chevening juga akan mendapatkan biaya hidup dan penerbangan dari negara asal ke Inggris. Biaya visa juga ditanggung oleh pihak beasiswa Chevening.” kata Raras.

Selain itu, selama berkuliah di Inggris, penerima beasiswa Chevening juga dimungkinkan untuk melakukan magang di perusahaan yang ada di Inggris. Penerima beasiswa Chevening juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan kesukarelawanan. Raras juga mengatakan bahwa penerima beasiswa Chevening akan mendapatkan informasi seputar konferensi dan kegiatan lain baik akademis maupun nonakademis.

“Ada banyak hal yang dilakukan. Salah satu contohnya setiap dua minggu sekali itu ada email ada acara ini, ada kompetisi, ada konferensi, ada talkshow begitu. Ada jalan-jalan yang nonakademis juga misalnya jalan-jalan ke Harry Potter Studio, jalan-jalan ke match football, atau stadium tour. Jadi istilahnya akademik dan nonakademik dibuatkan kegiatannya. Walaupun teman-teman hanya satu tahun di UK tapi nggak cuma akademis doang. Chevening itu memang benar-benar nggak hanya di akademis aja tapi di luar akademi juga harus oke,” tutur Raras.

Untuk mendaftar beasiswa ini, calon pendaftar harus telah menyelesaikan pendidikan sarjananya. Selain itu, calon pendaftar harus memiliki pengalaman bekerja selama dua tahun. Calon pendaftar juga belum pernah mendapatkan beasiswa studi dari pemerintah Inggris.

“Tenang saja, Chevening tidak meminta calon pendaftar untuk melengkapi berkas tes kemampuan bahasa Inggris dengan skor tertentu. Hal itu karena Chevening mengembalikan ke kebijakan universitas. Setiap universitas menetapkan kebijakan bahasa Inggris yang berbeda-beda. Untuk itu, calon pendaftar harus mengikuti aturan universitas masing-masing.” imbuhnya.

Untuk mendaftar, calon pendaftar harus mengisi formulir aplikasi daring. Pada aplikasi tersebut calon pendaftar diminta untuk membuat esai singkat dengan batasan karakter tertentu untuk empat tema. Keempat tema yaitu kepemimpinan dan pengaruh, studi di Inggris, jejaring, dan rencana karier. Untuk informasi lebih lengkap, calon pendaftar dapat mengunjungi laman chevening.org.

Sosialisasi beasiswaChevening ini diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerja sama dan Layanan Internasional (KLI) bekerja sama dengan Career Development Center (CDC) UNS. Koordinator Wilayah Eropa dan Afrika UPT KLI UNS, Dimas Rahadian, Ph.D. menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam tentang beasiswa Chevening yang merupakan salah satu beasiswa bergengsi.

“Ada sekitar 20 dosen UNS merupakan lulusan Inggris. Kami berharap tongkat estafet tersebut dapat diteruskan oleh mahasiswa dan alumni untuk dapat berkuliah di Inggris yang didanai oleh beasiswa Chevening.”kata Dimas.

Dimas menambahkan, dengan banyaknya alumni yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi merupakan salah satu tolok ukur universitas. Berdasarkan aturan yang berlaku, jumlah alumni yang lanjut studi masuk dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk itu, pihaknya mendorong mahasiswa yang akan lulus untuk dapat melanjutkan studi.

“Mahasiswa yang melanjutkan studi itu merupakan salah satu tolok ukur kinerja universitas saat ini. Semakin banyak yang melanjutkan studi, apalagi di luar negeri, apalagi dengan beasiswa, apalagi beasiswanya keren seperti Chevening ini maka itu akan menjadi kebanggaan seluruh umat di UNS ini,” tandas Dimas.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS