Santri
Selasa, 21 Oktober 2025 13:39 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
KUDUS (Soloaja.co) - Rangkaian peringatan Hari Santri tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025 resmi dibuka di Kabupaten Kudus dengan digelarnya Sarasehan bertema “Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan: Menuju Pesantren Aman dan Sehat”.
Acara yang dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, ini berlangsung di Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Bendan, Kudus, Selasa (21/10/2025).
Dalam sarasehan tersebut, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, menekankan pentingnya menjadikan pesantren sebagai lingkungan yang ramah anak dan ramah perempuan. Ia menyoroti bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi masalah serius, termasuk di lingkungan pendidikan.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi masalah serius. Karena itu, kegiatan seperti ini penting sebagai bentuk kepedulian bersama," tegas Gus Yasin.
Apresiasi Program Ramah Anak dan Perempuan
Gus Yasin mengapresiasi peran aktif Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, yang telah menginisiasi program Pesantren Ramah Anak dan Ramah Perempuan di Jawa Tengah.
Ia mengungkapkan, beberapa pesantren di Jawa Tengah telah mendeklarasikan diri sebagai lembaga ramah anak, dan ia berharap Ponpes Roudlotuth Tholibin dapat mengikuti langkah tersebut. "Insyaallah setelah kegiatan ini, Ponpes Roudlotuth Tholibin juga akan ikut mendeklarasikan sebagai pesantren ramah anak dan perempuan," harapnya.
Merujuk pada nilai-nilai Islam, Gus Yasin mencontohkan bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kasih sayang dan perlindungan. "Barang siapa tidak menyayangi, maka Allah akan mencabut kasih sayang dari hatinya. Dari sini kita belajar bahwa pesantren harus menjadi pelopor pendidikan yang penuh kasih sayang dan menghormati perempuan serta anak-anak," ujarnya.
Ancaman Kekerasan Masih Jadi Perhatian
Meskipun bangga dengan peran pesantren, Gus Yasin mengingatkan bahwa pekerjaan besar masih menanti. Berdasarkan data DP3AP2KB Jawa Tengah, hingga Juli 2025 sudah tercatat 867 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Meskipun angkanya relatif kecil dibandingkan total jumlah santri, ia menegaskan, "Sekecil apa pun tetap harus jadi perhatian."
Ia meminta pesantren untuk membuktikan diri sebagai lembaga yang melahirkan generasi disiplin, berakhlak, dan penuh kasih sayang. Ia juga menyoroti keunggulan guru di pesantren yang mendidik 24 jam dan menjadi teladan akhlak, yang tidak dimiliki pendidikan umum.
"Kita tidak perlu marah pada pemberitaan atau isu miring tentang pesantren. Tunjukkan dengan tindakan nyata bahwa pesantren justru melahirkan generasi yang disiplin, berakhlak, dan penuh kasih sayang," pungkasnya.
Penunjukan Kudus sebagai lokasi peringatan Hari Santri 2025 tingkat provinsi disambut baik oleh Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris. Ia berharap pesantren di Kudus dapat melahirkan santri yang tidak hanya pintar mengaji, tetapi juga cerdas secara intelektual.
Setelah sarasehan, rangkaian acara dilanjutkan dengan peresmian Pameran Produk Unggulan UMKM di kawasan Simpang Tujuh Kudus. Turut hadir dalam acara ini Wakil Bupati Kudus Belinda Birton, OPD terkait, para kiai, nyai, pengasuh pesantren, serta santri dan santriwati di Kabupaten Kudus.
Bagikan