UMS
Minggu, 28 September 2025 18:33 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SUKOHARJO (Soloaja.co) - Tim mahasiswa Profesi Fisioterapis Angkatan X Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menunjukkan kepedulian nyata dengan menggelar edukasi dan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Melati I, Desa Bendosari, Sukoharjo.
Mengusung tema "Boyok Waras, Ora Was-was," kegiatan ini sukses menarik perhatian 45 lansia yang antusias mengikuti pencegahan nyeri menjalar pada punggung bawah (saraf kejepit).
Ketua Kelompok 12, Yudith Leo Bantara, S.Kes., mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari praktik stase komunitas yang bertujuan meningkatkan pengetahuan lansia agar dapat lebih mandiri beraktivitas tanpa keluhan.
Deteksi Dini: Asam Urat dan Tekanan Darah Jadi Temuan Penting
Rangkaian acara diawali dengan pemeriksaan kesehatan dasar, termasuk pengecekan tekanan darah dan kadar uric acid (asam urat). Hasil pemeriksaan ini mengungkap temuan penting yang melampaui fokus awal.
"Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sebagian besar lansia Desa Bendosari memiliki tekanan darah tinggi dan kadar asam urat yang melebihi batas normal," papar Yudith.
Tercatat, 25 dari 45 peserta memiliki kadar asam urat di atas batas aman. Temuan ini langsung ditindaklanjuti mahasiswa dengan memberikan edukasi tambahan mengenai bahaya tingginya asam urat dan pentingnya pola hidup sehat.
Lansia Happy Praktek McKenzie Exercise
Dalam sesi penyuluhan, mahasiswa menjelaskan secara rinci tentang saraf kejepit (penyebab, gejala, dan kelompok berisiko) dan langsung mempraktikkan latihan-latihan terapeutik.
Lansia terlihat semangat mengikuti simulasi gerakan pencegahan nyeri, termasuk McKenzie exercise, knee to chest, bridge, bird dog pose, dan leg raise.
Ngadi (59), salah satu peserta, mengaku badannya terasa lebih lentur. "Sehabis melakukan simulasi gerakan, badan saya lebih lentur dan lebih enak dibandingkan sebelumnya. Terima kasih adik-adik mahasiswa,” ujarnya. Senada, Sudarti (66) berharap latihan ini bisa menghilangkan nyeri jika dilakukan rutin.
Bidan desa dan para kader kesehatan sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang sebelumnya luput dari perhatian. Mereka berharap kegiatan kolaboratif ini dapat dilanjutkan di desa-desa lain.
Program ini menjadi bukti nyata sinergi antara mahasiswa UMS, Puskesmas, bidan desa, dan masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga kesehatan bersama.
Bagikan