Langkah Strategis TLKM 30: Telkom Resmi Spin-Off Bisnis Wholesale Fiber Connectivity ke InfraNexia

Jumat, 19 Desember 2025 10:08 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001158735.jpg
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini (kelima dari Kiri) beserta jajaran Direksi Telkom saat acara penandatanganan akta pemisahan (deed of spin-off) InfraNexia di Jakarta, pada Kamis (18/12). (PT Telkom Indonesia)

JAKARTA (Soloaja.co) – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama operating company PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia) secara resmi menuntaskan babak pertama transformasi infrastruktur digital mereka. 

Pada Kamis, 18 Desember 2025, bertempat di Jakarta, kedua entitas ini menandatangani Akta Pemisahan (Deed of Spin-Off) sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity dari Telkom ke InfraNexia.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, dan Direktur Utama InfraNexia, I Ketut Budi Utama. Acara ini disaksikan oleh Managing Director Business-2, Danantara Setyanto Hantoro, dan Komisaris Telkom, Rizal Mallarangeng. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan pemegang saham independen Telkom melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan sebelumnya.

Penguatan Pilar Infrastruktur dan Nilai Aset Rp35,8 Triliun

Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam penguatan pilar infrastruktur digital Telkom sekaligus mengakselerasi implementasi strategi transformasi jangka menengah TLKM 30. InfraNexia diproyeksikan menjadi penggerak pertumbuhan baru melalui optimalisasi nilai strategis aset jaringan fiber optik nasional dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur digital.

Pada fase spin-off pertama ini, bisnis dan aset wholesale fiber connectivity yang dialihkan ke InfraNexia mencakup lebih dari 50% total aset infrastruktur jaringan fiber Telkom. Aset ini meliputi segmen access, aggregation, backbone, serta infrastruktur pendukung lainnya, dengan nilai transaksi bisnis dan aset mencapai Rp35,8 triliun.

Fase spin-off kedua ditargetkan tuntas sepenuhnya pada tahun 2026. Setelah transaksi ini, kepemilikan saham efektif Telkom di InfraNexia meningkat menjadi 99,9999997%, mempertegas posisi Telkom sebagai Pemegang Saham Pengendali. Meskipun demikian, InfraNexia berkomitmen akan beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan wholesale fiber connectivity kepada pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup.

Mempercepat Monetisasi Aset Strategis

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menyatakan bahwa pemisahan ini adalah bagian dari strategi transformasi TLKM 30 untuk mengoptimalkan monetisasi aset strategis demi percepatan penciptaan nilai.

"Pemisahan bisnis wholesale fiber connectivity ke InfraNexia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan fokus bisnis, efisiensi operasional, dan nilai tambah dari aset infrastruktur fiber TelkomGroup," ujar Dian Siswarini.

Beliau menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan praktik terbaik industri secara global, di mana operator telekomunikasi besar seperti Telstra, Telecom Italia (TIM), dan Telefonica terbukti sukses meningkatkan efisiensi dan valuasi melalui pembentukan entitas pengelola bisnis infrastruktur jaringan secara terpisah.

Mendorong Ekosistem Telekomunikasi yang Kompetitif

Sejalan dengan visi tersebut, Direktur Utama InfraNexia, I Ketut Budi Utama, menjelaskan bahwa model operasi InfraNexia dirancang untuk memberikan layanan wholesale yang transparan, adil, dan terbuka bagi seluruh industri.

“Kehadiran InfraNexia sebagai entitas yang mengonsolidasikan infrastruktur fiber akan mendorong terciptanya ekosistem telekomunikasi yang lebih sehat, efisien, dan kompetitif. Pemisahan ini membuka peluang kolaborasi yang lebih luas," jelas I Ketut Budi Utama.

Telkom meyakini bahwa langkah ini akan memperkuat posisi InfraNexia sebagai perusahaan wholesale fiber connectivity terdepan, sekaligus mengukuhkan posisi TelkomGroup sebagai market leader dan enabler ekosistem digital nasional yang berdaya saing global.