Pengabdian Masyarakat
Minggu, 14 September 2025 17:33 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Inovasi tak ada habisnya. Berawal dari tumpukan limbah popok bekas, sekelompok dosen dan mahasiswa Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta berhasil mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Melalui program pengabdian masyarakat (PkM), mereka mendorong penerapan ekonomi sirkular di Kampung Iklim Kitiran, Surakarta, dengan fokus pada pengolahan limbah popok menjadi pupuk cair, kerajinan resin, dan penguatan digital branding.
Program yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang telah dijalankan UNIBA pada tahun 2024. Tim pelaksana kegiatan terdiri dari dosen lintas disiplin dan mahasiswa UNIBA, yaitu Sri Purwati, S.T., M.T. dari Teknik Industri, Sitti Mukarromah, S.E., M.M. dari Manajemen, Umi Nur Solikah, S.P., M.Si. dari Agribisnis, serta dua mahasiswa Teknik Industri, Muhammad Efendi dan Moch Farrel Radhitya. Mereka berkolaborasi langsung dengan warga untuk mengatasi tantangan yang muncul di tahun sebelumnya.
Inovasi Produk Ramah Lingkungan
Untuk mengatasi kendala, tim PkM UNIBA menghadirkan tiga agenda pelatihan utama:
* Pupuk Cair Organik dari SAP Popok
Popok sekali pakai mengandung Super Absorbent Polymer (SAP) yang selama ini belum dimanfaatkan. Dalam pelatihan yang dipandu oleh Umi Nur Solikah, S.P., M.Si., warga diajarkan cara mengolah SAP ini menjadi pupuk organik cair yang sangat berguna untuk urban farming. Mereka belajar mulai dari pemisahan bahan, pencampuran, fermentasi, hingga pengemasan.
* Diversifikasi Kerajinan Resin
Pelatihan yang dibimbing oleh Sri Purwati ini mendorong kreativitas warga dalam mengolah limbah popok menjadi produk resin yang lebih bervariasi. Bukan hanya plakat, mereka kini bisa membuat gelang, kalung, cincin, strap HP, hingga asbak dari bahan daur ulang ini. Peserta juga dibekali pengetahuan dasar analisis bisnis, seperti menghitung harga pokok produksi (HPP) dan simulasi harga jual.
* Penguatan Digital Branding
Aspek pemasaran menjadi fokus penting. Sitti Mukarromah, S.E., M.M., melatih warga untuk menguasai pemasaran digital. Mereka mempraktikkan cara membuat katalog produk yang menarik, mengelola akun Instagram @k_poks, dan memasarkan produk di marketplace Shopee dengan memanfaatkan fitur-fitur promosi.
Apresiasi dari Pemerintah dan Harapan untuk Masa Depan
Selain pelatihan, program ini juga didukung dengan pendampingan produksi dan pemasaran yang berlangsung hingga akhir tahun. Harapannya, masyarakat Kampung Kitiran dapat mengolah limbah popok secara mandiri, menghasilkan produk bernilai ekonomi, dan sekaligus menjaga lingkungan.
"Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi role model pengelolaan limbah popok yang ramah lingkungan dan membuka peluang usaha kreatif serta berkelanjutan bagi masyarakat," kata Sri Purwati.
Dukungan juga datang dari pemerintah setempat. Taufiek Mukti Wibowo, S.T., Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Purwosari, mengapresiasi kontribusi UNIBA.
"Kami sangat mendukung program ini karena sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan lingkungan bersih sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga. Inovasi yang lahir dari kolaborasi kampus dan masyarakat ini patut dijadikan contoh bagi kelurahan lain," ungkap Taufiek.
Bagikan