FSRD UNS
Selasa, 27 Mei 2025 16:13 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
GROBOGAN (Soloaja.co) – Kelompok Usaha Bersama (KUB) Syahadah dan KUB Bersemi di Desa Lajer, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang bergerak bidang kerajinan tenun ikat, kini menikmati angin segar melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) Tahun 2025.
Program ini digagas oleh Research Group (RG) Kriya dan Inovasi, Program Studi S1 Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Universitas Sebelas Maret (UNS). Pelaksanaan program bekerja sama dengan Universiti Malaya, Universitas Tidar dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dilaksanakan Minggu 25 Mei 2025.
Ketua program, Prof. Dr. Sarwono, M.Sn., menegaskan bahwa inovasi dan kolaborasi akademisi dengan masyarakat lokal adalah kunci untuk meningkatkan kualitas serta daya saing produk tenun.
“Kami ingin usaha mikro menjadi lebih modern dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ujarnya dikonfirmasi Selasa 27 Mei 2025.
Pelaksanaan program PKMI berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, program bertujuan untuk memberdayakan pengrajin tenun ikat lokal melalui pelatihan intensif di bidang teknologi produksi tenun ikat dan pemasaran digital.
Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas teknis serta memberikan pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek manajerial, kewirausahaan, dan keberlanjutan usaha masyarakat lokal.
Program ini merupakan salah satu bentuk nyata pengabdian perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kolaborasi lintas negara. Dukungan dari mitra internasional juga menambah nilai strategis bagi pengembangan UKM tenun ikat di era globalisasi.
Desa Lajer sendiri telah lama dikenal sebagai sentra tenun ikat yang melahirkan berbagai motif. Keindahan warna dan kerumitan pola yang dihasilkan para pengrajin lokal menjadi identitas kuat yang melekat pada produk tenun dari Grobogan.
Namun demikian, para pengrajin menghadapi tantangan serius dalam memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan kapasitas produksi, kurangnya variasi desain motif, serta belum optimalnya pemanfaatan teknologi modern dan platform pemasaran digital. Program PKMI ini melibatkan 20 peserta yang terdiri dari pengrajin tenun dan pemuda setempat.
Program ini membekali pengrajin dengan keterampilan merancang motif baru dengan narasumber Dr. Sujadi Rahmat Hidayat, S.Sn., M.Sn., di sisi pengembangan produk fashion oleh Ratna Endah Santoso, S.Sn., M.Sn. serta strategi penjualan melalui e-commerce dan media sosial.
Pelatihan desain difokuskan pada eksplorasi budaya lokal Grobogan, sementara pengembangan produk fashion diarahkan pada diversifikasi seperti busana siap pakai.
Alat produksi modern juga dikenalkan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Prof. Dr. Noor Ismawati sebagai ahli dari Universiti Malaya dan praktisi e-commerce turut memberi pelatihan pemasaran digital, membuka wawasan baru bagi pengrajin agar berani bersaing di pasar online yang didampingi oleh Nisaul Hasanah A Rosyad, S.Ds., MBA.
Melalui Dr. Rochmat Aldy Purnomo, S.E., M.Si. dan Dr. Siti Arifah, S.E., M.Si. dilakukan pengembangan instrumen pengukuran dampak program terhadap peningkatan pendapatan, kapasitas produksi, dan keberlanjutan usaha. Hasil awal menunjukkan peningkatan kualitas, variasi produk, dan omzet penjualan.
M. Rudianto, S.Sn., M.Sn. sebagai anggota pelaksana menyampaikan “Program ini diharapkan menjadi model replikasi untuk pemberdayaan pengrajin lokal di daerah lain, membangkitkan kembali usaha tenun ikat di Kabupaten Grobogan yang memiliki daya saing global.”
Bagikan