SOLO (Soloaja.co) — Monumen Pers Nasional (Monpers), Banjarasari, Solo, kembali menyajikan suasana malam Minggu yang meriah dengan menghadirkan The Flash Rock Band, grup musik asal Solo, tampil memukau dalam gelaran Live Music Rock in Monpers, Sabtu (24/05) malam. Membawakan deretan lagu-lagu klasik dan pop rock, band ini sukses menghipnotis ratusan penonton yang memadati area sejak pukul 18.00 WIB.

Tampil selama hampir tiga jam penuh, The Flash Rock Band membuka penampilan mereka dengan lagu “I Love You” dari Saigon Kick, dilanjutkan dengan hits seperti “Jump”, “When the Smoke Is Going Down”, dan “Still Loving You”. Aksi panggung mereka semakin menggelegar saat membawakan lagu-lagu populer dari band-band legendaris seperti Aerosmith, Firehouse, Bon Jovi, hingga musisi tanah air seperti Dewa 19, Power Slaves, dan Andy Liany.

Tidak hanya penonton yang larut dalam nyanyian, namun juga dalam suasana akrab yang dibangun panitia. Penonton yang datang lebih awal mendapat kupon gratis untuk menikmati wedangan hangat, menambah kehangatan malam penuh nostalgia itu.

Suasana semakin semarak ketika lagu-lagu penutup dari Metal Force dan Kaisar Band — seperti “Benteng-Benteng Raksasa”, “Garis-Garis Bintang”, dan “Kerangka Langit” — menghentak hingga pukul 22.00 WIB. Sorak sorai dan tepuk tangan meriah menjadi penutup sempurna penampilan malam itu, bahkan beberapa penonton terlihat menyimak pertunjukan dari seberang jalan karena penuhnya halaman Monpers.

Menurut Lazuardi P, Humas Monumen Pers, agenda live music bulanan ini bertujuan bukan hanya sebagai hiburan masyarakat, namun juga menjadi wadah bagi musisi lokal untuk unjuk kemampuan. “Kami ingin menunjukkan bahwa Monumen Pers adalah ruang publik yang terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja, gratis, dengan fasilitas yang mendukung,” ujarnya.

The Flash Rock Band sendiri dikenal memiliki ciri khas unik dalam membawakan lagu-lagu rock klasik dengan kualitas musikalitas yang kuat, menjadikannya salah satu band yang dinanti-nantikan dalam berbagai acara musik di Solo.

Monumen Pers kembali membuktikan bahwa sejarah dan hiburan bisa berjalan beriringan, menghadirkan semangat baru dalam merayakan musik dan ruang publik yang inklusif.