Dr Roni Zakaria Raung Doktor Baru UNS, Teliti Subsidi Motor Listrik untuk Capai Target Nasional

Kamis, 14 Agustus 2025 05:36 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000692630.jpg
Dr Roni Zakaria (tengah) lulus S3 Teknik Industri FT UNS (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Program Studi S-3 Teknik Industri Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali mencetak doktor baru, Dr. Roni Zakaria Raung, yang mengangkat isu krusial terkait kebijakan subsidi motor listrik. 

Disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Kebijakan Subsidi pada Pasar Sepeda Motor Listrik di Indonesia Menggunakan Simulasi System Dynamics” mengupas tuntas efektivitas kebijakan pemerintah saat ini dan mengusulkan strategi baru.

Menurut Dr. Roni, dengan kebijakan yang ada, target adopsi 13 juta motor listrik nasional pada tahun 2030 hanya akan tercapai 15,9%. "Ini menjadi alarm bahwa intervensi pemerintah perlu diarahkan ulang secara cermat dan berbasis data," ujarnya usai Yudisium Promosi Doktor, Rabu (13/09).

Penelitian ini mengadaptasi model yang biasa digunakan untuk kendaraan roda empat dan memodifikasinya agar sesuai dengan karakteristik pasar sepeda motor di Indonesia. 

Model ini menganalisis empat aktor utama—pengguna, produsen, penyedia infrastruktur, dan pemerintah—dengan mengintegrasikan variabel perilaku seperti willingness to consider (WTC), biaya kepemilikan total (total cost of ownership), gaya hidup, dan kesadaran lingkungan.

Dari 72 skenario yang diuji, penelitian ini berhasil mengidentifikasi tiga kombinasi kebijakan terbaik untuk mempercepat pencapaian target.

Dr. Roni merekomendasikan tiga kombinasi kebijakan terbaik, yaitu: Skenario A: Subsidi pembelian Rp 12 juta per unit, insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, dan penalti emisi karbon Rp 1.000/kg CO2.

Skenario B: Subsidi pembelian Rp 10,5 juta per unit, insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, dan penalti emisi karbon Rp 1.000/kg CO2. Dan Skenario C: Subsidi pembelian Rp 7 juta per unit, insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, dan penalti emisi karbon Rp 1.000/kg CO2.

Dari ketiga skenario tersebut, skenario C dinilai paling efisien dari sisi biaya pemerintah dan diperkirakan dapat mencapai target 13 juta unit motor listrik pada tahun 2035.

"Model ini bukan hanya akademis, tetapi juga aplikatif. Ini menjadi alat bantu pengambilan keputusan bagi pemerintah dan peta jalan bagi produsen dalam membangun ekosistem kendaraan listrik nasional," Kata Dr. Roni. 

Hasil penelitian Dr. Roni telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi Q1, Transportation Research Interdisciplinary Perspectives, dan diharapkan menjadi alat bantu pengambilan keputusan bagi pemerintah serta peta jalan bagi pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik nasional.