Sabtu, 03 Mei 2025 17:24 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SUKOHARJO (Soloaja.co) – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2025 menghadirkan dua sisi yang bertolak belakang. Di saat beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang diwarnai aksi anarkis oleh kelompok tak beratribut serikat buruh yang diduga bagian dari kelompok anarko, Kabupaten Sukoharjo justru tampil sebagai teladan perayaan damai dan produktif.
Di Semarang, aksi demonstrasi berujung ricuh. Sejumlah fasilitas umum dirusak, vandalisme terjadi di sepanjang Jalan Pahlawan, serta pelemparan batu dan benda keras ke arah aparat keamanan.
Sejumlah tokoh menyayangkan terjadinya aksi anarkis tersebut, seperti disampaikan Bupati Sukoharjo Etik Suryani turut mengecam keras aksi kelompok anarko yang dinilai mencederai esensi Hari Buruh.
“May Day seharusnya menjadi momentum untuk memperjuangkan hak-hak pekerja, bukan malah digunakan sebagai ajang provokasi dan kekerasan. Tindakan anarkis sangat bertolak belakang dengan semangat itu,” ujar Etik.
Sikap serupa juga disuarakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sukoharjo, Zainul Abbas. Ia mengimbau masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dan menyampaikan aspirasi secara santun dan sesuai norma.
“Gunakan hak dan kewajiban sesuai aturan hukum dan nilai-nilai agama. Kita semua bertanggung jawab menjaga bangsa ini tetap rukun dan damai,” katanya.
Sementara itu, suasana di Sukoharjo menunjukkan sisi lain dari May Day. Perayaan berlangsung tertib, meriah, dan sarat makna. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo bersama berbagai elemen masyarakat menggelar pameran produk perusahaan, bazar UMKM, hingga stand lowongan kerja bagi buruh terdampak PHK. Hiburan musik orkes Melayu turut menyemarakkan peringatan tersebut.
Kapolres Sukoharjo AKBP Anggaito mengapresiasi sinergi yang terjalin antara aparat, pemerintah daerah, serikat buruh, dan masyarakat dalam menjaga keamanan selama peringatan.
“May Day 2025 di Sukoharjo digelar dengan sukses dan damai. Ini bukti nyata bahwa Hari Buruh dapat dirayakan secara produktif tanpa mengorbankan ketertiban umum,” pungkasnya.
Peringatan May Day di Sukoharjo pun dinilai sebagai contoh positif bagaimana ruang demokrasi dapat dijalankan secara bertanggung jawab, menginspirasi daerah lain untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan ketertiban bersama.
Bagikan