Warga Sukoharjo 'Masak' Limbah Plastik Jadi Premium, Solar dan Minyak Tanah

Kusumawati - Jumat, 30 September 2022 18:31 WIB
Purwanto warga wirun Sukoharjo memproduksi limbah plastik jadi BBM (soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Ditengah riuhnya kenaikan dan kelangkaan harga Bakar Bahan Minyak (BBM), ada satu warga yang tidak terpengaruh, bahkan hasil produknya makin laris, yakni Purwanto (40), warga Dukuh Kebak RT 02/XIII, Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Sejak tahun 2018, Purwanto memiliki home industri membuat bahan bakar alternatif (BBA) dari sampah plastik. tak tanggung tanggung, ia bisa menghasilkan BBA jenis Premium, Solar dan Minyak Tanah.

"Awalnya tahun 2018 lalu, banyaknya sampah di lingkungan rumah, Saya ingin mengubah sampah ini agar menjadi berguna. Saya cari cara dari internet, ternyata plastik bisa dijadikan BBA, lalu mulailah saya produksi BBA tersebut" kata Purwanto, Jumat 30 September 2022.

Diceritakannya, awalnya dia membuat alat pengolahan sampah dengan tungku sederhana. Setelah berhasil, dia mengajukan alat pembakaran yang lebih besar ke Kementerian Perindustrian melalui DPRD Sukoharjo pada tahun 2019 lalu senilai sekitar Rp 70 juta.

Proses pembuatan BBA dimulai dari mengeringkan sampah plastik, kemudian dibakar di dalam tungku. Asap dari hasil pembakaran itu akan menguap dan meneteskan cairan BBA. Pada alat penyaringan itu akan memisahkan BBA jenis 'solar', 'minyak tanah', dan 'premium' berdasarkan masa jenisnya.

"Untuk 20 kilogram plastik, butuh 6 jam pembakaran menghasilkan 1,5 liter minyak. Hasilnya senyawanya pernah diuji di lab UGM tahun 2018. Intinya, hasil BBA bisa digunakan tapi kandungan karbonnya tinggi," imbuh Purwanto yang juga sekretaris BUMDes.

Purwanto mengatakan jenis 'premium' pernah dia coba untuk sepeda motornya. Dampaknya, karburasinya mudah kotor karena banyak endapan. Sehingga BBA yang dia hasilkan hanya digunakan untuk produksi genting yang ada di kampungnya. BBA itu dioleskan pada pelat besi untuk mencetak genting dari tanah liat.

“Sementara ini memang dibeli tetangga perajin genteng. Untuk 'solar' dan 'premium' dijual Rp 7 ribu per 1,5 liter, dan 'minyak tanah' Rp 9 ribu per 1,5 liter,” pungkas Purwanto.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS