Sains Club SD Muh PK Kottabarat Membuat Ekoenzim dari Olahan Sampah Organik
SOLO (Soloaja.co) - Melalui program zero waste, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengadakan praktek pembuatan Eco Enzyme.
Kegiatan pembuatan ekoenzim ini dilakukan oleh 36 murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler sains club dan didukung oleh tim Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/ AUM/Desa Binaan (P2AD) dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
- Embarkasi Solo Pulangkan 8 Calon Haji Karena Sakit Tua
- Gus Nabil Haroen : Pancasila sebagai Nilai Utama Kekuatan Nasionalis dan Religius Indonesia
Lina Agustina, selalu ketua tim P2AD menyampaikan kegiatan penyuluhan ini memberikan pelatihan pembuatan ekoenzim. Edukasi yang diberikan berupa pemanfaatan sampah organik serta konsep pengolahan zero waste yang bernilai ekonomi.
"Zero waste merupakan cara konservasi yang pengolahannya tanpa dibuang ke air, tanah, dan udara, sehingga tidak akan mengancam kesehatan manusia serta merusak lingkungan sekitar," kata Lina, Jumat 1 Juni 2023.
Sebuah upaya melakukan konservasi terhadap sumber daya yang dimiliki dengan cara produksi, konsumsi, penggunaaan kembali, pemulihan produk, serta pengemasan sehingga nantinya akan tercipta lingkungan belajar yang bersih, aman, dan nyaman.
- Peringati Hari Lahir Pancasila, Mahasiswa DKV ISI Surakarta Ajak Siswa SD Lewat Aksi Doodle Art
- Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tim Green Campus Bersihkan Danau UNS
Salah satu cara mengolah sampah organik khususnya kulit buah dan potongan sayur adalah dengan dibuat ekoenzim. Ekoenzim merupakan cairan alami serbaguna yang merupakan hasil fermentasi dari gula merah, kulit buah atau potongan sayur, dan air.
Sebagai cairan serbaguna, ekoenzim bisa dimanfaatkan sebagai bahan aktif campuran pembersih lantai, hand sanitizer, pewangi ruangan, hingga skin care. Bahkan bahan sisa bsa digunakan sebagai media tanam.
Koordinator ekstrakurikuler sains club, Eka Pratiwi Nugraheni, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu implementasi program sekolah sirkular yang sudah dicanangkan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Alat dan bahan pembuatan ekoenzim sangat mudah didapat dan langkah pembuatan juga mudah diterapkan di rumah.” Kata Eka.
- UNS Gelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global
- Urus Asuransi Kematian PNS Lebih Mudah Dengan Taspen One-hour Online Service
Lebih lanjut, Eka menjelaskan langkah-langkah kerja pembuatan ekoenzim. Pertama, siapkan alat dan bahan di antaranya; pisau, telenan, sarung tangan karet, masker, spatula, timbangan digital, dan toples plastik. Bahan yang dibutuhkan di antaranya gula merah, kulit buah atau potongan sayur, dan air keran.
Kedua, siapkan toples plastik yang sudah bersih. Masukkan air bersih maksimum sebanyak 60% dari volume wadah.
Ketiga, masukkan gula merah yang sudah dilarutkan dengan air sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air.
Keempat, masukkan potongan kulit buah atau potongan sayuran, yaitu 30% dari berat air, lalu aduk rata.
- Kapolres Sukoharjo Ajak Santri Aly An Nuur untuk Perkuat Rasa Nasionalisme
- Revisi Perdes Berjo Masuk Tahap Akhir, Poin Penting Soal AD/ART dan Bagi Hasil
Kelima, tutup rapat sampai panen. Beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen. Masa pembuatan sampai panen membutuhkan waktu sekitar 90 hari.
"Perlu dicatat sisa buah atau sayur yang sudah dimasak, busuk, berulat, berjamur, berminyak, kering/ keras tidak dapat dipakai dalam pengolahan ekoenzim," jelasnya.
Abdia Niswah Rizqya Rahmani, salah satu murid ekstrakurikuler sains club, mengaku sangat tertarik dan antusias melakukan praktik pembuatan ekoenzim.
"Ini pertama kali praktik ekoenzim dengan memanfaatkan kulit buah jeruk sisa sampah organik saat makan siang kemarin. Ternyata, dengan teknik pengolahan yang tepat akan menghasilkan barang berguna dan memiliki nilai jual," kata Abdia.