Program 'Speling' Jateng Jangkau 83 Ribu Warga Desa
SEMARANG (Soloaja.co) – Cerita tentang warga desa di Jawa Tengah yang kesulitan menemui dokter spesialis, terkendala jarak jauh dan biaya mahal, kini perlahan mulai berubah. Sejak diluncurkannya Program Dokter Spesialis Keliling (Speling), layanan kesehatan tidak lagi harus dikejar, melainkan bergerak proaktif mendekati masyarakat hingga ke pelosok desa.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Speling hadir dengan prinsip sederhana: layanan kesehatan harus mudah dijangkau dan sepenuhnya gratis. Ini adalah simbol kehadiran negara yang mendengar dan menyapa rakyatnya.
Diluncurkan pada Maret 2025, program unggulan ini telah menjangkau seluruh 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, mengungkapkan capaian luar biasa hingga Desember 2025.
- Aksi Hijau Forkopimda Sukoharjo Tanam 1.000 Pohon di Bulu
- Ekonomi Jawa Tengah Melesat, Investasi Tembus Rp 66 Triliun
“Program Speling sudah dilaksanakan lebih dari 876 kegiatan, menjangkau 748 desa, 388 kecamatan, dengan total sasaran mencapai 83.137 orang,” ujar Yunita pada Selasa (23/12/2025).
Transformasi Kemanusiaan di Balik Statistik
Angka-angka tersebut bukan sekadar data statistik. Di baliknya, terdapat kisah lansia yang untuk pertama kalinya dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis, serta keluarga yang terbebas dari kecemasan biaya berobat. Speling telah meredefinisi kesehatan dari sekadar kemewahan menjadi hak yang benar-benar dirasakan.
Lebih dari sekadar pengobatan, Speling membawa pesan penting tentang pencegahan. Edukasi kesehatan menjadi pilar utama di setiap kunjungan, mengenalkan warga pada pentingnya deteksi dini penyakit tidak menular seperti hipertensi, dan mendorong kebiasaan hidup sehat.
“Makan harus bergizi seimbang, istirahat cukup, dan jangan stres. Pencegahan itu penting,” tambah Yunita.
- Tim WIBAWA UNS Inovasi Alat Garuk Rumput Silinder Ganda
- Telkomsel Raih Tiga Penghargaan Glotel Awards 2025
Dari Desa Miskin Menuju Seluruh Wilayah
Awalnya, Speling dirancang untuk memprioritaskan desa-desa miskin dengan akses terbatas. Namun, antusiasme masyarakat yang tinggi mendorong program ini melampaui rencana awal.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan layanan di desa miskin dituntaskan terlebih dahulu, sebelum memperluas jangkauan ke lebih dari 8.559 desa dan kelurahan di seluruh provinsi. “Setelah desa miskin diselesaikan, program ini akan kami lanjutkan agar manfaatnya dirasakan lebih luas,” jelas Yunita.
Keberhasilan ini, menurutnya, tidak terlepas dari kolaborasi lintas sektor yang kuat, melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit, DPRD, perguruan tinggi, hingga media massa.
- UNS Santuni 54 Mahasiswa Korban Bencana Sumatera
- Disoal, Kunjungan Menteri Kebudayaan di Keraton Surakarta
Kesehatan Desa adalah Fondasi Wilayah
Gubernur Ahmad Luthfi menilai Program Speling sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam menghadirkan layanan kesehatan terbaik hingga ke tingkat desa. Ia meyakini, pembangunan kesehatan harus dimulai dari unit terkecil masyarakat.
“Di desa itu masyarakat kadang jarang tersentuh dokter, apalagi dokter spesialis. Maka melalui Speling, sasarannya jelas: masyarakat desa harus sehat,” kata Ahmad Luthfi.
Menurut orang nomor satu di Jawa Tengah itu, kesehatan desa akan menjadi fondasi bagi kesehatan wilayah yang lebih luas. “Kalau seluruh desa sehat, kecamatannya sehat. Kalau kecamatannya sehat, kabupatennya sehat. Kalau kabupatennya sehat, provinsinya juga sehat. Basisnya tetap dari desa,” tegasnya.
Ia menutup dengan pesan bahwa pembangunan harus dikerjakan secara gotong royong, menekankan bahwa kesehatan adalah prioritas utama. “Sandang, pangan, dan papan itu cukup. Tapi kalau tidak sehat, tidak ada gunanya. Karena itu, kesehatan menjadi prioritas utama.”
