Ekonomi Jawa Tengah Melesat, Investasi Tembus Rp 66 Triliun

Kusumawati - Jumat, 26 Desember 2025 09:09 WIB
Pertumbuhan ekonomi jateng tumbuh (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) – Menjelang penghujung tahun 2025, Provinsi Jawa Tengah menutup lembaran dengan capaian ekonomi yang membanggakan. Di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, tahun 2025 menjadi lanskap baru yang diwarnai dinamika dan apresiasi signifikan, terutama di sektor ekonomi.

Meskipun diiringi kebijakan pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) dari pusat, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah justru melesat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Rabu (5/11/2025), ekonomi Jawa Tengah Triwulan III 2025 tumbuh 5,37 persen (Year on Year/YoY). Angka ini melampaui capaian nasional yang berada di angka 5,04 persen.

Sektor Industri dan Konsumsi Jadi Motor Utama

Pelaksana Tugas Kepala BPS Jateng, Endang Tri Wahyuningsih, menyebut kontribusi ekonomi didominasi oleh empat sektor utama:
* Industri Pengolahan: 33,43 persen
* Perdagangan: 13,44 persen
* Pertanian: 12,88 persen
* Konstruksi: 11,82 persen

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mendominasi perekonomian Jateng dengan kontribusi sebesar 60,64 persen.
Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa capaian ini adalah buah dari kerja keras kolektif.

"Ini merupakan hasil perencanaan dan kerja kolaborasi dari seluruh stakeholder, termasuk dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, dan Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah,” ujar Luthfi (22/12/2025).

Investasi dan Serapan Tenaga Kerja Melesat
Pertumbuhan ekonomi yang impresif berbanding lurus dengan geliat investasi. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat realisasi investasi Jawa Tengah periode Januari-September 2025 mencapai Rp 66,13 triliun.

Realisasi investasi ini berhasil menyerap 326.462 pekerja, menjadikannya provinsi dengan serapan tenaga kerja terbanyak nomor dua se-Pulau Jawa.
Gubernur Luthfi menekankan pentingnya investasi sebagai penopang pembangunan.

"Membangun suatu daerah itu tidak bisa mengandalkan APBD atau PAD, itu hanya 15%. Sedangkan 85% adalah investasi," katanya, sambil menegaskan komitmen Pemprov Jateng pada konsep collaborative government.

Untuk menjaga iklim usaha, Pemprov terus berkomitmen pada penyediaan layanan perizinan yang cepat, transparan, dan digital. Selain itu, ketersediaan SDM yang kompeten didukung melalui pelatihan vokasi, link and match pendidikan-industri, serta pengembangan kawasan industri.

Apresiasi dan Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan Pemprov Jateng menggenjot ekonomi dan investasi berbuah penghargaan Pioneer of Economic Empowerment (Pelopor Pemberdayaan Ekonomi) dalam ajang Indonesia Kita Award, yang diterima Gubernur Ahmad Luthfi pada 10 November 2025 di Jakarta.

Muara dari capaian ini adalah kesejahteraan masyarakat. Data BPS Jateng menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di provinsi ini berhasil turun dari 9,58 persen (September 2024) menjadi 9,48 persen (Maret 2025), atau turun 0,10 persen.

Menatap 2026: Transformasi Struktural di Persimpangan Manufaktur & Pertanian
Menyongsong tahun 2026, Jawa Tengah memasuki fase pemulihan dan transformasi struktural, menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko.

Dalam Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference (8/12/2025), Sujarwanto menyatakan bahwa industri pengolahan akan tetap menjadi motor utama pertumbuhan, sementara sektor pertanian berperan penting dalam menjaga stabilitas pangan dan inflasi. Kedua sektor ini ditetapkan sebagai prioritas pembangunan.

Meskipun demikian, tantangan seperti tekanan harga pangan, dinamika global, dan pasokan bahan baku menuntut strategi baru, yaitu:
* Penguatan kawasan industri.
* Percepatan investasi berbasis teknologi dan industri hijau.
* Digitalisasi dan peningkatan produktivitas manufaktur.
* Penguatan kemitraan industri dengan petani untuk menjaga pasokan bahan baku dan stabilitas harga.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS