Polemik Yayasan Al Abidin Berakhir Damai, Komunikasi Wali Santri Kini Lewat Komite Sekolah
SOLO (Soloaja.co) - Permasalahan yang sempat meruncing antara wali santri dengan pihak sekolah di bawah naungan Yayasan Al Abidin akhirnya menemui titik terang. Imam Al Ghozali Hide Wulakada, Alumni Angkatan Pertama sekaligus Kuasa Hukum Yayasan Al Abidin, memberikan pernyataan resmi di kantor Hidelaw Associate Solo pada Selasa (29/7).
"Sebagai alumni angkatan pertama dan kuasa hukum yang dipercaya mendampingi lembaga ini, saya merasa terpanggil untuk menyampaikan penjelasan terbuka demi menjaga kejelasan informasi, mencegah kesalahpahaman, dan merawat suasana harmonis di tengah keluarga besar Al Abidin," ujar Imam Al Ghozali.
- IDCloudHost Hadirkan Infrastruktur Kuat untuk Sistem Digital Skala Besar
- Juara 1 LCCM SMP Muhammadiyah PK, Wakil Solo ke Propinsi, 'Jiman' SMPN 1 Dinobatkan Suporter Terbaik!
Ia menegaskan bahwa Yayasan Al Abidin didirikan atas dasar wakaf tanah dan uang oleh almarhum Bapak H. Soeparno Zain Al Abidin, dengan visi mencetak lulusan berkarakter Islami dan berwawasan global.
Kesepakatan Mediasi DPRD Surakarta dan Mekanisme Baru Komunikasi
Imam Al Ghozali menyatakan keprihatinannya atas sengketa yang sempat terjadi antara yayasan dan wali santri. Namun, ia memastikan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan melalui musyawarah yang dimediasi oleh DPRD Surakarta.
"Ada titik temu dan kesepakatan bahwa sekolah akan memenuhi permintaan wali santri dengan batas waktu 8 Agustus 2025," ungkapnya. Setelah tanggal tersebut, hubungan komunikasi dan penyampaian aspirasi dari wali santri akan menginduk pada Komite Sekolah yang sudah ada di masing-masing unit.
- Pelatihan Ekspor BRI: Strategi Memperkuat UMKM di Kancah Global
- Inspiratif! Sri Lestari Wakafkan Tanah untuk Pembangunan Masjid di Sukoharjo
"Sesuai dengan regulasi yang diatur oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, masukan untuk perbaikan layanan pendidikan tersebut disalurkan melalui Komite Sekolah. Oleh karena itu, pihak sekolah hanya akan menerima masukan dari orang tua siswa jika disampaikan melalui Komite Sekolah," jelas Imam Al Ghozali.
Transparansi dan Etika Digital Jadi Sorotan
Sebelumnya, pada awal tahun 2025, Persatuan Orang Tua Murid Al Abidin (Portal) menggelar aksi protes pada Jumat (31/1), menuntut transparansi dana Yayasan Al Abidin.
Sejumlah keberatan wali santri mencakup biaya air galon yang dinilai tidak sesuai dengan kualitas, kondisi kendaraan sekolah yang buruk, pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut diambil dari SPP, serta program infak Peduli Kawan (Peka) dan Tabungan Sedekah Subuh Keluarga (TSSK) yang dinilai seperti ditarget.
- Isu Transfer Data WNI ke Luar Negeri, Ini Langkah Lindungi Privasi Anda
- BRI Dukung UMKM Tembus Pasar Global Lewat Pameran di Singapura
Menyikapi hal ini, Imam Al Ghozali menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi perbaikan layanan pendidikan. Ia juga mengajak seluruh keluarga besar Al Abidin untuk menjaga etika komunikasi, khususnya di ruang digital.
"Kami mengajak mari kita bersama-sama menjaga etika komunikasi, khususnya di ruang digital, dengan menghindari penyebaran informasi yang bersifat fitnah atau pencemaran nama baik, yang hanya akan mencederai citra lembaga dan semangat persaudaraan," imbuhnya.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh keluarga besar Al Abidin untuk bahu membahu menjaga amanah besar ini demi masa depan anak-anak yang penuh harapan.