Jateng Jadi Provinsi Pertama yang Kukuhkan Lembaga Fasilitasi Pesantren, Siapkan Beasiswa Hingga Luar Negeri

Kusumawati - Senin, 08 September 2025 18:36 WIB
Gubernur jateng dan wagub dalam event LFSP Jateng (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) - Provinsi Jawa Tengah kembali menorehkan sejarah dengan mengukuhkan Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren (LFSP) Provinsi Jawa Tengah periode 2025–2030. Pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan dihadiri Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen ini berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, pada Senin, 8 September 2025.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan bahwa pembentukan LFSP merupakan implementasi nyata dari Undang-Undang Pesantren serta Perda Pesantren yang telah ditetapkan. "Aturan sudah ada, tapi kalau tidak ada lembaga yang menjalankan, ya tidak ada manfaatnya. Karena itu LFSP dibentuk untuk mengakomodasi masukan dan program pesantren," ujarnya usai acara.

LFSP akan berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pesantren dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mulai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, dan lainnya. "Fasilitasi ini agar santri dan pesantren bisa lebih masif lagi. Salah satu program unggulannya adalah beasiswa santri, yang akan dikoordinasikan dengan kampus-kampus di dalam maupun luar negeri seperti Yaman, Mesir, Jerman, hingga Australia," imbuh Wagub Taj Yasin.

Saiful Mujab, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, menyambut baik langkah ini sebagai terobosan penting. "Jawa Tengah menjadi provinsi pertama yang membentuk lembaga fasilitasi dan sinergitas pesantren. Dengan adanya lembaga ini, lebih dari 5.000 pesantren dengan hampir 600 ribu santri akan terbantu untuk mewujudkan pesantren hebat," tegasnya.

Ketua LFSP Jawa Tengah, Prof. Hasyim Muhammad, menyampaikan bahwa prioritas awal lembaga adalah menata organisasi dan menyusun program strategis. "Pada Oktober nanti insyaallah akan ada rapat penganggaran. Terkait beasiswa luar negeri, kami sedang menyiapkan program, juknis, dan mekanisme rekrutmen. Untuk tahap awal, kerja sama dengan 40 perguruan tinggi dalam negeri bisa segera dilaksanakan," jelasnya.

Prof. Hasyim juga menekankan bahwa keberadaan LFSP menjadi langkah awal penting bagi pengakuan dan penguatan peran pesantren. "Pesantren tidak hanya fokus di ilmu agama, tapi juga ilmu umum dan persoalan sosial. Lembaga ini akan memfasilitasi sinergi program Pemprov dengan pesantren agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas," pungkasnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS