Dakwah di Era Digital: Baznas Jateng dan Gus Yasin Cetak Sineas Santri Lewat Pelatihan Sinematografi

Kusumawati - Senin, 08 September 2025 16:15 WIB
Wagub Taj Yasin dalam acara dakwah digital yang digelar BAZNAS Jateng (Soloaja)

SEMARANG (Soloaja.co) - Metode dakwah di era digital semakin berkembang, dan media visual menjadi kunci untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), saat membuka pelatihan sinematografi bagi santri yang diinisiasi oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah.

Berlangsung di Masjid Agung Jawa Tengah pada Senin–Selasa, 8–9 September 2025, pelatihan bertajuk “Meningkatkan Kreativitas dan Dakwah di Era Digital, Membangun Kemandirian Santri Jawa Tengah” ini diapresiasi oleh Gus Yasin. Ia berharap, pelatihan ini akan menghasilkan konten dakwah yang edukatif dan bermanfaat melalui film pendek.

"Media sekarang tidak ada sekat, terus bertumbuh, dan harus disertai ilmu akhlak serta adab, baik di TikTok, Instagram, maupun platform lain,” ujar Gus Yasin.

Ia menekankan pentingnya peran santri dalam memproduksi konten sinematografi yang bisa dipertanggungjawabkan. Menurutnya, ilmu ini jarang didapat di pondok pesantren, sehingga para santri diharapkan dapat memanfaatkan momen ini untuk belajar memvisualisasikan dakwah agar lebih mudah dan tidak membosankan.

Wakil Ketua PWNU Jawa Tengah, dr. Abdullah Ibnu Toha, menambahkan bahwa program ini telah berjalan dua angkatan, dengan total 125 peserta pada angkatan kedua. Sementara itu, Ketua Baznas Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk mencetak sineas yang kreatif dan disiplin.

"Ucapan dan kata-kata saja tidak selalu efektif, harus diimbangi dengan visual. Kita ingin disiplin, kali ini kita akan mencetak sineas yang bagus dan kreatif,” katanya.

Hingga saat ini, Baznas telah melatih 13.879 orang melalui 23 jenis program dengan total anggaran Rp22 miliar. Harapannya, program ini dapat menjadi salah satu upaya pembangunan sumber daya manusia di dunia pesantren.

Vicky, seorang santriwati dari Pondok Pesantren Amtsilati Jepara, mengaku antusias mengikuti pelatihan ini. Ia berharap dapat mengamalkan ilmu yang didapat untuk memajukan media pesantren agar lebih sistematis dan teratur. Senada dengan Vicky, Ahmad, santri dari Pondok Pesantren Karang Santri Temanggung, juga merasa terbantu.

"Teknologi bisa jadi salah satu metode dakwah. Setelah ikut pelatihan ini saya jadi lebih paham sinematografi, meski sedikit demi sedikit," ungkapnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS