Kendalikan Inflasi Dibawah 3,5%, Mendagri Instruksikan Pemda Jaga Stabilitas Harga Pangan
JAKARTA (Soloaja.co) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menginstruksikan seluruh pemerintah daerah (Pemda) untuk menjaga stabilitas harga pangan. Langkah ini diambil untuk menekan laju inflasi agar tidak melebihi angka 3,5%.
Instruksi ini disampaikan Tito dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Harga Beras di 214 Daerah yang digelar secara virtual. Rapat ini juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani, dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
"Kalau harga pangan terjangkau, inflasi akan turun," tegas Tito.
- Maulid Nabi: SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Gelar Storytelling
- BPJS Ketenagakerjaan Peringati Hari Pelanggan Nasional, Usung Tema 'Andai Tau Duluan'
Menurut data, tingkat inflasi tahunan dari Agustus 2024 hingga Agustus 2025 tercatat sebesar 2,31%. Sementara itu, tren inflasi bulanan menunjukkan penurunan, dengan deflasi sebesar -0,08% dari Juli ke Agustus 2025.
Strategi Jaga Harga Beras
Untuk menjaga stabilitas harga beras, Tito meminta kepala daerah mengintensifkan operasi pasar setidaknya dua minggu sekali. Operasi ini akan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang didistribusikan oleh Bulog dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Program penyaluran beras SPHP untuk periode Juli hingga Desember 2025 direncanakan mencapai 1,3 juta ton. Harga beras SPHP ditetapkan berbeda di tiga zona wilayah:
* Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB): Rp12.500/kg
* Zona 2 (Sumatera, NTT, Kalimantan): Rp13.100/kg
* Zona 3 (Maluku, Papua): Rp13.500/kg
- SafeGov: Langkah IDCloudHost Mengawal Kedaulatan Data Nasional
- Ekosistem Blibli Tiket Tekankan Komitmen Pasca-Pembelian di Hari Pelanggan Nasional 2025
Tito menekankan bahwa beras SPHP harus diprioritaskan untuk masyarakat miskin, terutama di 214 daerah yang masih mengalami kenaikan harga beras. Ia juga mendorong Pemda berkoordinasi dengan Bulog untuk menyalurkan beras melalui skema kontinjensi, di mana pembayaran dilakukan setelah beras terjual.
“Beras SPHP ini bisa menjadi pendingin bagi daerah yang masih 'panas' karena demonstrasi kemarin,” ujar Tito.
Upaya penyaluran beras SPHP mulai menunjukkan hasil positif. Pada minggu keempat Agustus, harga beras sudah menurun di 58 kabupaten/kota. Namun, Tito tetap mengingatkan Pemda untuk waspada terhadap komoditas pangan lain yang harganya masih tinggi, seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih.