wisata halal
Senin, 11 Agustus 2025 14:20 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
DEMAK (Soloaja.co) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menunjukkan komitmennya dalam memuliakan para penghafal Al-Qur’an melalui program Pesantren Obah.
Bentuk apresiasi ini diwujudkan dengan penyerahan bisyaroh (insentif) kepada 12 santri hafidz di Pondok Pesantren Darus Salam, Ngemplak, Jleper, Mijen, Demak, pada Senin (11/8/2025).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, atau akrab disapa Gus Yasin, dalam sambutannya berharap, "Supaya pemerintahannya dapat barokah sehingga ke depan dapat terus membangun dan menyejahterakan masyarakat."
Kegiatan penyerahan bisyaroh ini merupakan bagian dari rangkaian Haflah Khotmil Qur’an ke-40, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Haul ke-38 Simbah KH. Siroj bin KH. Hasan.
Melalui Pesantren Obah, Pemprov Jateng berupaya mendukung pendidikan keagamaan sekaligus memberikan pengakuan kepada para hafidz di berbagai penjuru daerah.
Pesantren Obah: Payung Penguatan Pendidikan Santri
Pesantren Obah dirumuskan sebagai payung program penguatan pesantren dan santri di Jawa Tengah. Selain insentif bagi penghafal Al-Qur’an, program ini juga mencakup beasiswa santri untuk kuliah baik di dalam maupun luar negeri.
Negara tujuan yang sedang diproses antara lain Mesir, Jerman, Korea, Jepang, dan Australia, dengan target mulai berjalan pada tahun 2026. Proses seleksi beasiswa ini melibatkan alumni santri luar negeri dan kerja sama dengan sekitar 40 kampus di Indonesia.
Tidak hanya itu, Pesantren Obah juga berfokus pada penguatan ekosistem pesantren melalui penambahan dana pengembangan dan kolaborasi lintas organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti NU, Muhammadiyah, dan SGN. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengawal berbagai program prioritas pesantren.
Dalam tausiyahnya, Gus Yasin menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. "Allah dekat dengan kita semua, seluruh makhluk. Tetapi Allah ada pada manusia yang dinaungi," ucapnya, mengingatkan bahwa kedekatan dengan Allah harus dibarengi dengan kesadaran penuh dan rasa takut kepada-Nya.
"Yang bisa mewarisi adalah yang punya ilmu (Al-Qur’an) tetapi menjadikannya takut kepada Allah. Sehingga Al-Qur’an benar-benar menjadi imam, tidak sekadar wahyu," pesan Gus Yasin kepada para santri. Ia juga berharap santri tidak berhenti belajar meski sudah diwisuda.
Pemprov Jateng berharap, keberadaan program Pesantren Obah ini akan terus mendorong santri untuk lebih bersemangat dalam memperdalam ilmu agama, mendapatkan akses pendidikan yang lebih luas, serta mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya generasi yang unggul dan berakhlak mulia.
Bagikan