Monumen Pers Nasional
Sabtu, 04 Oktober 2025 13:13 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025-2030 resmi dikukuhkan di Monumen Pers Solo pada Sabtu (4/10/2025). Momen penting ini dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Wakil Menteri Nezar Patria, di mana Menkomdigi secara eksplisit menekankan posisi pemerintah dalam proses rekonsiliasi PWI.
Kepengurusan dikukuhkan setelah pembacaan Surat Keputusan oleh Sekjen PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, dan pembacaan naskah pengukuhan oleh Ketua Umum terpilih, Akhmad Munir.
Menjaga Independensi: Pemerintah Non-Intervensi
Dalam pidatonya, Menkomdigi Meutya Hafid mengungkapkan bahwa Pemerintah memilih peran yang sangat hati-hati dalam menyikapi persoalan dualisme yang sempat melanda PWI.
"Dari diskusi (dengan senior pers), kita simpulkan bahwa dengan menghormati independensi pers Indonesia, maka pemerintah akan menjaga betul sejauh mana kita tidak terlibat dalam penyatuan ini," tegas Meutya Hafid.
Mantan Ketua Komisi I DPR RI itu mengungkapkan Pemerintah memposisikan diri sebagai "orkestrator" alih-alih melakukan intervensi.
"Waktu itu kami pilih sebagai orkestrator... dan kita sepakati itu yang pertama karena menjaga independensi pers, dengan sangat hati-hati," lanjutnya.
Meutya Hafid sangat mengapresiasi bahwa rekonsiliasi PWI berhasil tercapai secara demokratis dan mengedepankan kebebasan pers, tanpa campur tangan sedikit pun dari pemerintah.
Monumen Pers Simbol Persatuan
Sementara itu, Ketua PWI Akhmad Munir menegaskan bahwa persatuan adalah kata kunci bagi PWI setelah hampir dua tahun mengalami stagnasi dan lumpuh di berbagai daerah.
Pemilihan Monumen Pers sebagai lokasi pengukuhan merupakan arahan dari Menkomdigi karena Monumen Pers memiliki spirit persatuan dan perjuangan para pendahulu yang melahirkan PWI. Lokasi ini dinilai sangat pas untuk menyatukan kembali PWI yang sempat mengalami dualisme.
Munir juga mengingatkan para pengurus untuk mengemban misi pers yang merdeka, profesional, dan bermartabat. Ia menganalogikan informasi yang disajikan wartawan sebagai makanan bagi publik, mempertanyakan apakah masyarakat akan disuguhi makanan sehat, racun, ataukah makanan bergizi.
Senada dengan semangat persatuan, Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul berharap tidak ada lagi pengelompokan lama dalam tubuh organisasi. "Yang ada Geng Munir," harapnya, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Bagikan