Program Internet Gratis Gubernur Luthfi Dorong Ekonomi Desa Wisata Klaten

Kusumawati - Sabtu, 04 Oktober 2025 11:02 WIB
Program internet masuk desa program Gubernur Lutfi sampai ke pelosok desa di Klaten (Soloaja)

KLATEN (Soloaja.co) - Program internet gratis yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen kini semakin dirasakan dampaknya, terutama di kawasan yang sebelumnya merupakan blankspot sinyal. Salah satu penerima manfaat signifikan adalah Desa Wisata Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, yang kini terhubung melalui jaringan publik.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, Agung Hariyadi, melakukan pemantauan di Balerante, Jumat (3/10/2025). Ia menegaskan, internet tidak hanya sarana komunikasi, tetapi juga motor penggerak perekonomian dan pelayanan publik.

Prioritas Program: Desa Blankspot hingga Rawan Bencana

Agung menjelaskan, program pemasangan internet gratis ini diprioritaskan pada empat kategori desa: blankspot, desa wisata, desa dengan kemiskinan ekstrem, dan desa rawan bencana.

Di desa wisata seperti Balerante, akses internet publik mendukung promosi destinasi dan produk UMKM lokal agar dapat dikenal hingga ke pasar global. Hingga kini, Pemprov Jateng telah memfasilitasi jaringan internet di 866 titik desa blankspot. Sepanjang 2025 saja, 327 desa telah mendapatkan fasilitas ini.

Di Klaten, beberapa desa yang telah terfasilitasi antara lain Desa Tumpukan (Karangdowo), serta empat desa wisata termasuk Balerante (Wisata Alam Kalitalang) dan Tegalmulyo (Wisata Gondola Girpasang). Akses internet publik ini menggunakan perangkat Wi-Fi outdoor dengan kapasitas 20 Mbps dan nama jaringan "JatengNgopeniNglakoni" tanpa kata sandi.

Wisata Kalitalang Meroket, Turis Asing Nyaman QRIS

Pemasangan jaringan ke titik wisata Kalitalang di Balerante bukanlah pekerjaan mudah. Penyedia layanan internet, Zizik Mudiono, menyebut timnya harus bekerja keras menarik kabel fiber optic sejauh 5 kilometer dan menambah 11 tiang baru.
"Prosesnya memakan waktu sekitar 15 hari, jauh lebih lama dibandingkan pemasangan normal," terang Zizik.

Namun, hasilnya luar biasa. Ketua Pengelola Wisata Kalitalang, Jainu, mencatat lonjakan drastis jumlah kunjungan. Jumlah wisatawan yang sebelumnya sekitar 59.000 di tahun 2024, kini per September 2025 sudah menembus 125.000 orang.

"Anak-anak muda sekarang datang hanya membawa HP. Begitu ditanya bisa bayar QRIS atau tidak, kalau penjelasannya tidak bisa, mereka langsung pergi. Setelah ada Wi-Fi, kondisinya berubah," ujar Jainu.

Fazli, wisatawan mancanegara asal Pakistan, mengaku sangat terbantu. "Dulu susah sekali. Kartu SIM saya tidak berfungsi di kawasan tinggi ini. Mau bayar pakai QRIS juga tidak bisa karena tidak ada internet. Sekarang, begitu sampai parkir, langsung ada Wi-Fi. Saya senang sekali," katanya, menambahkan koneksi yang cepat memudahkan turis asing.

Selain ekonomi, internet juga krusial bagi keselamatan di kawasan rawan bencana Merapi, memungkinkan pengelola mengakses informasi BPPTKG setiap enam jam dan memberikan informasi darurat kepada pengunjung dengan cepat.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS