Investor
Jumat, 27 September 2024 19:47 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – FOPO, atau Fear of Other People's Opinion, adalah rasa takut yang kuat terhadap apa yang orang lain pikirkan atau nilai tentang diri kita. Ketakutan ini dapat berdampak pada banyak aspek kehidupan, termasuk cara kita membuat keputusan, berinteraksi dalam pergaulan, dan kualitas hubungan dengan orang lain.
FOPO bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pengalaman masa lalu, keinginan untuk selalu diterima, hingga tekanan untuk terlihat sempurna di mata orang lain.
Di samping itu, FOPO dan keuangan juga berhubungan. Sering merasa cemas atau takut tentang pendapat orang lain bisa berdampak pada kondisi finansial. Oleh karena itu, orang cenderung mengeluarkan uang untuk memenuhi ekspektasi sosial tersebut. Lantas, apa saja dampak FOPO terhadap keuangan?
Berikut beberapa masalah keuangan karena FOPO:
FOPO bisa membuat seseorang merasa harus terus mengikuti tren agar terlihat keren atau hebat di mata orang lain. Contohnya, seseorang membeli ponsel terbaru meskipun ponsel lamanya masih berfungsi dengan baik. Namun, karena takut dikomentari atau dinilai ‘kuno’ oleh orang lain, ia akhirnya memutuskan untuk ikut membeli.
Intinya, karena FOPO, seseorang menghabiskan uang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan karena tekanan social/dikomentari orang lain. Padahal, seharusnya pengeluaran didasarkan pada apa yang kita butuhkan, bukan apa yang orang lain pikirkan.
Kebiasaan boros karena gaya hidup ini bisa menyebabkan masalah keuangan dalam jangka panjang. Penting untuk belajar mengelola keuangan dengan bijak dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Keuangan itu sifatnya pribadi, apa yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untuk kita.
Yang paling penting bukanlah merek atau harga barang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita bisa hidup nyaman dan bahagia dengan apa yang kita punya.
Pengeluaran yang Tidak Perlu
FOPO bisa membuat seseorang menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan demi memenuhi harapan atau citra yang diinginkan orang lain. Mereka mungkin merasa harus membeli barang-barang mahal atau mengikuti gaya hidup yang tidak sejalan dengan kemampuan keuangan mereka, yang akhirnya mengganggu keseimbangan dalam mengelola keuangan.
Sulit Bilang Tidak
Ketakutan terhadap pendapat orang lain juga bisa membuat seseorang kesulitan untuk menolak permintaan orang lain. Contohnya, ketika seorang teman meminta pinjaman uang, meskipun dirinya sedang dalam keadaan keuangan yang pas-pasan, karena takut dianggap pelit, ia tetap meminjamkan uang tersebut.
Intinya, orang yang kesulitan mengatakan ‘tidak’ ini sering kali terlalu takut akan pandangan orang lain tentang dirinya. Meskipun sebenarnya dia tidak mampu atau tidak menginginkannya, dia tetap melakukannya untuk menghindari penilaian negatif dari orang lain.
Oleh karena itu, penting untuk belajar mengatakan ‘tidak’ dengan bijaksana dan tidak perlu takut dengan apa yang orang lain pikirkan. Ingat, kebutuhan dan kenyamanan pribadi harus menjadi prioritas utama.
Investasi Asal-Asalan
Ketakutan terhadap pendapat orang lain juga bisa muncul ketika seseorang mendengar temannya atau orang lain ikut investasi, sehingga dia ikut-ikutan, meskipun tidak memahami apapun tentang investasi tersebut.
Atau, ketika melihat media sosial ramai membicarakan investasi saham atau properti, bahkan yang terlihat mencurigakan sekalipun, dia tetap ikut berinvestasi tanpa memahami cara kerjanya dengan baik. Biasanya, orang seperti ini tidak ingin dianggap tidak gaul atau ketinggalan zaman, sehingga ikut berinvestasi tanpa pertimbangan matang.
Hal ini sangat berbahaya, karena investasi tidak semudah yang terlihat. Diperlukan pengetahuan dan perhitungan yang matang. Jika seseorang hanya mengikuti tren tanpa pemahaman yang cukup, ia bisa kehilangan uang dan mengalami kerugian besar.
Maka, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, penting untuk belajar dan memahami apa itu investasi dan bagaimana cara kerjanya. Ingat, investasi bukan soal gengsi, melainkan tentang bagaimana mengelola uang dengan bijak untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.
Utang Numpuk
FOPO juga bisa mendorong seseorang untuk menumpuk utang dengan mengambil kredit di luar kemampuannya, hanya demi memenuhi harapan sosial atau mempertahankan gaya hidup tertentu. Akibatnya, hal ini dapat berujung pada masalah keuangan serius, seperti kesulitan membayar utang atau terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diatasi.
Itu dia dampak FOPO terhadap keuangan. Dalam beberapa kondisi, kita perlu mengabaikan omongan orang lain dan tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang. Di sisi lain, penting untuk belajar mengelola uang dengan bijak.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 15 Sep 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 27 Sep 2024
Bagikan
asuransi
9 hari yang lalu