banjir
Kamis, 16 Oktober 2025 13:16 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
BANYUMAS (Soloaja.co) – Kedaulatan pangan berbasis tradisi lokal mendapat penegasan kuat di Banyumas. Ratusan pengurus Tani Merdeka Indonesia (TMI) Wilayah Khusus Komunitas Adat Bonokeling resmi dilantik dalam sebuah seremoni khidmat yang berlangsung di Desa Pekuncen, Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Rabu (15/10/2025).
Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum TMI, Don Muzakir, dan dijalankan sesuai dengan tata cara adat Bonokeling, memperkuat peran komunitas adat dalam ketahanan pangan nasional.
Disetujui Wamentan, Komunitas Adat Dapat Tempat Khusus
Sebanyak 100 lebih pengurus TMI Wilayah Khusus Adat Bonokeling menerima Surat Keputusan (SK) dari Dewan Pimpinan Nasional TMI. SK tersebut diserahkan oleh Don Muzakir kepada Aris Munandar, yang kini menjabat sebagai Ketua TMI Wilayah Khusus Adat Bonokeling.
Ketua Umum TMI, Don Muzakir, menegaskan bahwa pembentukan wilayah khusus ini merupakan arahan langsung dari Ketua Dewan Pembina TMI Pusat, Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian periode 2024–2029.
"Orang bertani di Indonesia ini adalah bagian dari adat. Karena itu, sudah selayaknya masyarakat adat yang masih memegang teguh tradisinya mendapat tempat khusus dalam organisasi ini," ujar Don Muzakir.
Ia menambahkan, komunitas adat seperti Bonokeling adalah bukti nyata ketahanan sosial dan kultural bangsa, dan harus mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah.
Don Muzakir Terharu Lihat Lumbung Padi Bonokeling
Sebelum acara pelantikan, rombongan TMI diterima secara adat di Rumah Adat Bedogol, di mana Don Muzakir disematkan iket kepala sebagai simbol diterima dalam keluarga besar Bonokeling.
Momen haru terjadi ketika rombongan berjalan kaki menuju lumbung padi utama untuk melakukan pembukaan gudang secara simbolis. Melihat kondisi lumbung yang mulai rapuh, Don Muzakir secara spontan menyatakan kesediaannya untuk membantu perbaikan fasilitas tersebut.
"Lumbung padi ini adalah contoh Bank Rakyat yang nyata. Dari sinilah masyarakat saling menolong di masa sulit. Dengan lumbung padi, rakyat tidak akan kelaparan," ungkapnya.
Filosofi Gotong Royong "Urip Iku Urup"
Ketua TMI Wilayah Khusus Adat Bonokeling, Aris Munandar, menjelaskan bahwa tradisi lumbung padi adalah warisan budaya yang vital.
Fakta Lumbung Padi Bonokeling:
* Di Desa Pekuncen terdapat 23 lumbung padi yang dikelola secara bersama.
* Sistemnya gotong royong: warga bisa meminjam gabah saat masa paceklik dan mengembalikannya setelah panen.
* Tradisi ini mencerminkan filosofi "Urip iku Urup" — hidup harus memberi manfaat bagi sesama.
Menurut Aris, sistem lumbung padi ini bukan hanya mekanisme ekonomi, tetapi cara menjaga solidaritas dan kelestarian budaya. Bahkan, peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman menilai sistem ini sebagai model mitigasi krisis pangan berbasis lokal yang efektif dan berkelanjutan.
Acara pelantikan ditutup dengan prosesi selametan yang dihadiri empat bedogol dan satu juru kunci adat, sebagai simbol restu leluhur Bonokeling bagi pengurus TMI yang baru.
Bagikan