Sabtu, 24 Februari 2024 22:53 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Bertujuan untuk mewujudkan pendidikan untuk semua, yang holistik dan berbasis teknologi informasi, Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (ALPTK-PTMA) melaksanakan seminar internasional bertajuk The 4th International Conference on Education for All (ICEDUALL 4th).
Penyelenggaraan kegiatan tersebut berlangsung secara hybrid, dengan kegiatan luring berlangsung di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong dan secara daring melalui Zoom Meeting, pada Jumat 23 Februari 2024.
Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum selaku Ketua pelaksana ICEDUALL IV, dalam pengantarnya menyampaikan akan tema yang dibawakan dalam seminar tersebut.
"ICEDUAL IV ini adalah Bridging the Gap: Holistic Education and IT-Based Competency for Education for All. The ICEDUALL. Tema yang sangat progresif, adaptif, dan futuristik dalam kaitannya dengan tren pendidikan ke arah kompetensi holistik yang sangat penting dalam era komputasi global saat ini," tutur Harun.
Disampaikan pula bahwa seminar ini mencapai 105 artikel lebih. Sebanyak 59 peserta konferensi hadir secara luring di KJRI Hong Kong, dan 50 peserta lebih lainnya mengikuti secara daring dari berbagai negara.
Seminar ini juga dihadiri oleh dua narasumber ternama, yaitu Prof Timothy HEW dari Hong Kong University dan Miftachul Huda dari UPSI, Malaysia.
Young Chancellor KJRI Hong Kong, Muhamad Firman Akhsani, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan berkontribusi dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan menyeluruh.
“Kontribusi ini sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). mengutip SDG’s pada goal keempat berupa 'Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning opportunities for all'. Kami sangat mengapresiasi program ini yang menghadirkan ahli di bidang pendidikan dari berbagai negara. Saya berharap semoga kegiatan ilmiah seperti ini dapat berjalan secara berkesinambungan.” Kata Muhammad Firman.
Sambutan Konjen RI, Yul Edison, yang disampaikan oleh Wakil Konsulat KJRI Hong Kong, menyampaikan pentingnya pendidikan sebagai elemen terpenting dalam pengembangan diri, pengembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, medan simulasi skill dalam berkehidupan bermasyarakat.
Lebih lanjut Yul Edison menegaskan pentingnya pendidikan holistik sebagai kompetensi utuh sejak kecakapan hidup, kehidupan, penghidupan, hingga kecakapan dalam berkehidupan bermasyarakat.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan pendidikan yang mampu mengantarkan prosesnya dalam critical thinking, communication skills, teamwork, problem-solving, creativity, and time management, as well as global competency, information literacy, resilience); positive values and attitudes, seperti professional ethics, consideration, respect, appreciation, and lifelong learning.
Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKSI) sekaligus Rektor UMS, dalam opening speech nya juga menekankan kepada para peserta tentang pentingnya peran pendidikan dalam peradaban bangsa.
"Pendidikan harus memenuhi asas kemerdekaan, azas kodrat alam, azas kebudayaan, azas kebangsaan, dan azas kamanusiaan sesuai dengan pesan KH Dewantara," ujar Rektor UMS.
Selain itu, Sofyan Anif menambahkan bahwa pendidikan harus menghasilkan manusia yang berkarakter, yaitu memiliki keseimbangan nilai pengetahuan, bagus spiritualnya, matang emosional dan sosialnya sesuai ajaran KH Ahmad Dahlan.
Sofyan Anif juga berharap agar kegiatan program ini dapat berlangsung rutin setiap tahunnya karena luaran yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi dosen dan institusi.
Pada kegiatan inti konferensi, Prof. Timothy HEW menyampaikan dua poin penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi informasi yaitu pentingnya menggunakan video pembelajaran dan peran student’s self-regulation dalam pembelajaran.
Prof Timothy menyampaikan dalam mengembangkan video pembelajaran sebaiknya durasi nya tidak lebih dari 6 menit. Selain itu, self-regulation dari siswa sangat penting untuk siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi.
Bagikan