Kisah Petugas KPPS di Jepara Curhat Sakit Hati Dibilang Curang

Kusumawati - Sabtu, 24 Februari 2024 17:20 WIB
Kisah Petugas KPPS di Jepara Curhat Sakit Hati Dibilang Curang (Soloaja)

JEPARA (Soloaja.co) - Momentum 14 Februari 2024 menjadi kisah tak terlupakan bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024.

Bukan mengenai Hari Kasih Sayang yang dirayakan setiap 14 Februari, tetapi hari dimana para petugas KPPS Pemilu 2024 harus mengerahkan seluruh tenaganya demi mensukseskan pesta demokrasi di Indonesia.

Sejak pagi, petugas KPPS bersama-sama mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara, mulai dari mengecek kertas surat suara, rapat pemungutan suara, hingga rapat penghitungan suara.

Bahkan, dikabarkan banyak petugas KPPS yang kelelahan karena harus bekerja melakukan penghitungan suara sampai esok paginya.

Banyak petugas KPPS yang terkuras tenaganya karena kelelahan hingga mendapat penanganan medis.

Kisah tersebut pun, dibagikan Hadiyanto selaku Ketua KPPS Desa Ujungbatu, Kecamatan/Kabupaten Jepara.

Ia mengaku kesal atas segala tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara yang beredar di media sosial.

"Selama ini kami sudah bekerja keras malah dicaci maki dan dicurigai curang, kami ucapkan terima kasih," ujar Hadiyanto, Sabtu 24 Februari 2024.

"Bahkan banyak petugas yang meninggal dunia, kami merasa di dzolimi. Mereka mementingkan kepentingan partai dengan tuduhan yang keji. Kami akan menuntut kerugian moril dan materiil. Semoga rekan-rekan KPPS yang sakit segera diberi kesembuhan," pungkasnya.

Curahatan hati juga diutarakan Marzuqi yang bertugas selaku Ketua PPK Kecamatan Nalumsari.

Ia merasa geram dan keberatan atas tudingan isu kecurangan beredar usai pencoblosan.

"Diteriaki curang dan sebagainya, kami merasa sangat keberatan, karena kami telah menyelenggarakan Pemilu di Kecamatan Nalumsari sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ujarnya.

Lebih lanjut, Marzuqi menjelaskan, "Misal di TPS, penghitungan suara disaksikan olek saksi. Kemudian di rekapitulasi tingkat kecamatan juga dilakukan manual dan disaksikan oleh saksi dari partai politik dan Caleg. Jadi kami merasa keberatan kalau dianggap curang dan sebagainya. Seharusnya teman-teman yang menuduh curang, lebih memperhatikan jerih payah dan kerja keras KPPS yang sampai sakit bahkan meninggal dunia," jelasnya.

Senada, Ketua KPPS Desa Bendanpete, Kecamatan Nalumsari, juga mengaku kesal adanya tuduhan kecurangan.

"Kami mengucapkan syukur alhamdulillah atas pelaksanaan Pemilu 2024 yang berjalan sukses, lancar dan tidak ada kendala. Dan untuk para komentar-komentar KPPS dilakukan kecurangan, kami utarakan 'mosok KPPS mangkat jam subuh, muleh subuh. Opo meneh kok keliru siji ae wes memetno wong, kok iseh dianggep kliru' (masak KPPS berangkat subuh, pulang subuh. Apalagi sampai salah, satu saja bikin kepala pusing, kok masih dianggap/dituduh salah), begitu menyakitkan," ucapnya.

Editor: Redaksi
Tags Kisah KPPS Bagikan

RELATED NEWS