Dies Natalis ke 38, ITB AAS Gandeng Alumni Majukan Kampus Merdeka

Sabtu, 07 Januari 2023 19:32 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

aas1.jpeg
Sandy Ria Ervinna tampil dalam Dies Natalis ke38 ITB AAS Indonesia, Sukoharjo (soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) – Makin berkualitas dan unggul, Perguruan Tinggi Institut Teknologi Bisnis (ITB) Akademi Akuntansi Surakarta (AAS) merayakan Dies Natalis ke38, pada Sabtu 7 Januari 2022.

Ditengah persaingan ketat di dunia pendidikan di Soloraya, ITB AAS mampu eksis dan membuktikan kualitasnya. Perguruan tinggi yang berdiri sejak tahun 1984 tersebut kini sudah meluluskan sekitar 28 ribu mahasiswa. Dengan penyerapan lulusan di tempat bergengsi seperti Kementrian Keuangan, BUMN, PNS maupun wiraswasta sukses.

“ITB AAS mampu eksis dan berprestasi, diantaranya menduduki rangking 400 an dari 4500 PTS untuk penelitian dosen, juga rangking 350 untuk kegiatan mahasiswa.” Ungkap  Dr Budiyono, Pembina Yayasan Amaliah Ilmi Surakarta yang menaungi  ITB AAS. 

Keunggulan ITB AAS lainnya adalah memiliki program double degree kerjasama dengan Lincoln University dan Hatyai University Thailand. Selain itu ITB AAS juga memiliki Prodi D4 kebijakan dan manajemen pajak, merupakan satu satunya di Jateng. 

Juga kuat menjalin kerjasama dalam negeri maupun luar negeri, diantaranya Malaysia, Thailand, India, Filiphina, Maroko, Rusia dan Negara lain.

Momen kali ini, mengusung tema ‘membangun sinegitas civitas akademika, alumni dan stake holder menuju ITB AAS unggul’, ITB AAS mendapat dukungan penuh dari para alumni terkait dengan penerimaan mahasiswa baru (PMB), majukan Kampus Merdeka.

Dalam puncak Dies Natalis ke 38, digelar resepsi dengan dimeriahkan oleh penampilan Sandy Ria Ervinna violis almarhum Didi Kempot dan Fariza Aji Nugraha bersama SR music.

Nampak hadir pula Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Ketua DPRD Sukoharjo Wawan Pribadi dan jajaran Forkopimda. Juga sejumlah relasi kolega dan praktisi yang mendukung kemajuan ITB AAS.

Dr Budiyono SE Msi, pengurus yayasan pendidikan sekaligus dosen ITB AAS

Dikisahkan Budiyono, perjalanan ITB AAS menuju 38 tahun tidak mudah. Di tahun 2012 kampus sempat mengalami mati suri, 5 mahasiswa dengan 12 dosen. Selang satu tahun, pihaknya kemudian melakukan take over menjadi Akademi Akuntansi Surakarta (AAS) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.68/D/O/2007. Selain perubahan nama, pengelolaan perguruan tinggi ini juga beralih di bawah naungan Yayasan Amaliyah Ilmi Surakarta.

“Saya tidak ingin membangun setengah-tengah, saat itu SDM saya S2 baru 2 dan lainnya S1. Kemudian saya lanjutkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AAS pada tahun 2014,” ujarnya.

Perubahan nama tersebut yakni melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.04/E/O/2014. STIE AAS beroperasi dengan 4 program studi yaitu Program Studi S1 Akuntansi, Program Studi S1 Ekonomi Islam, D3 Akuntansi dan D3 Perpajakan.

Melihat perkembangan pendidikan tinggi, STIE AAS dirasa perlu untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Oleh sebab itu, Manajemen STIE AAS berupaya untuk mengajukan perubahan bentuk institusi agar dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang lebih luas cakupan bidang keilmuannya. 

Akhirnya pada tanggal 31 Januari 2020, STIE AAS secara resmi berubah bentuk menjadi Institut Teknologi Bisnis (ITB) AAS Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.192/M/2020.

“Alhamdulillah pada saat itu SDM nya sudah master semua, di tahun 2020 kami tingkatkan bentuknya menjadi institut karena semua persyaratan sudah memenuhi, kami punya tujuh doktor dan lahan sudah memiliki 12 ribu lahan, lalu saya kembangkan menambah Prodi Informatika,” terangnya.

Ditambahkan Budiyono, dalam waktu dekat ini pihaknya sudah mengajukan program Magister Ekonomi. Bahkan selain membuka program tersebut, juga akan dibuka Prodi Hukum dan Managemen. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menuju Universitas.