BPJS kesehatan
Rabu, 17 September 2025 15:14 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
KARANGANYAR (Soloaja.co) - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, memastikan implementasi Skrining Riwayat Kesehatan (SRK) berjalan optimal. Ia menegaskan bahwa SRK adalah bagian vital dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk membangun kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat.
“SRK bukan sekadar administrasi, tapi sarana untuk membangun kesadaran masyarakat. Harapan kami, Program JKN tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih sehat,” ujar Ghufron saat melakukan pemantauan di Klinik Griya Husada 1 Karanganyar, Rabu 17 September 2025.
Perkuat Budaya Promotif dan Preventif
Ghufron menjelaskan, mulai September hingga Oktober 2025, peserta JKN wajib melakukan SRK sebelum mengakses layanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik, atau praktik dokter mandiri. SRK dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi Mobile JKN, situs web BPJS Kesehatan, layanan WhatsApp PANDAWA, atau dengan bantuan petugas kesehatan.
Sebagai manfaat promotif dan preventif JKN, SRK bertujuan mendeteksi risiko penyakit sejak dini. Peserta cukup mengisi pertanyaan seputar riwayat penyakit, keluarga, dan gaya hidup, minimal sekali dalam setahun.
Lewat SRK, peserta mendapatkan manfaat berupa layanan yang lebih cepat, pemahaman kondisi kesehatan yang lebih baik, serta pencegahan risiko penyakit. Bagi fasilitas kesehatan, SRK membantu dalam pemetaan penyakit dan menentukan tindakan medis yang lebih tepat.
Dukungan Penuh Fasilitas Kesehatan dan Pemerintah Daerah
Sejumlah penyakit seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung iskemik dapat terdeteksi melalui SRK. Pada tahun 2024, lebih dari 45 juta peserta JKN telah melakukan skrining, dan hasilnya membantu FKTP melakukan intervensi lebih cepat untuk mencegah komplikasi.
Kepala Klinik Griya Husada 1, dr. Muhammad Hilmi Syafruddin, menegaskan komitmen kliniknya dalam mendukung kebijakan ini. Seluruh staf dan karyawan klinik secara rutin melakukan SRK dan gencar melakukan edukasi kepada pasien. Klinik ini juga menyediakan Pojok Mobile JKN untuk mempermudah peserta mengakses layanan digital, termasuk SRK.
“Klinik Griya Husada 1 diharapkan menjadi contoh fasilitas kesehatan yang adaptif dan menjadi bagian penting dalam memperkuat budaya promotif dan preventif,” tambah Hilmi.
Ketua Advokasi BPJS Watch, Timbul Siregar, yang turut hadir dalam pemantauan, menekankan pentingnya peran pemerintah daerah. “Negara harus hadir bukan hanya menyediakan akses kuratif dan rehabilitatif, tapi juga promotif dan preventif,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah daerah proaktif mengawal implementasi SRK, bahkan dengan mengerahkan tenaga dokter untuk mendatangi peserta agar skrining tidak hanya berhenti di atas kertas.
Bagikan