Spektakuler Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo

Kusumawati - Senin, 20 Desember 2021 19:51 WIB
Rock in Solo 2021

SOLO (Soloaja.co) - Rock In Solo Sebuah langkah pemanasan bertajuk Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo, sukses menghentak Arena Tirtonadi Convention Hall, Solo, Sabtu 18 Desember 2021.

Down For Life yang didapuk sebagai penampil utama sekaligus representasi paling tepat dari gairah Rock In Solo kembali menunjukankegarangannya meski sempat absen hampir dua tahun dari hingar bingar panggung.

Penampilan mereka kali ini terasa cukup eklektik saat repertoar berisi sembilan lagu dikawal dengan cermat oleh seniman gamelan Gondrong Gunarto. Sebuah bentuk terbaik dalam menampilkan musik
metal dengan wajah yang baru.

Membuka set dengan lagu baru berjudul "Apokaliptika", berturut-turut setelahnya Down For Life menghadirkan sederet musisi terbaik kota Solo lainnya untuk berkolaborasi dan memberikan warna
yang berbeda.

Pinthus dari Bandoso yang menambah gelap suasana lagu "Tertikam Dari Belakang", Wawin Laura si seniman serba bisa yang eksentrik di "Liturgi Penyesatan", lalu Lius yang mengobrak-abrik lagu "Pesta
Partai Barbar", hingga puncaknya terjadi saat "Menuju Matahari" dikumandangkan bersama sinden legendaris Endah Laras serta gitaris DD Crow dari Roxx yang menggetar-harukan seisi ruangan
dan menutup sesi pertama pertunjukan.

Highlight lain yang cukup menyita perhatian datang dari Agus Margiyanto. Dengan tata kostum kontemporer yang begitu menawan, koreonya menambah megah suasana panggung Apokaliptika: A
Journey of Rock In Solo.

Sambil menunggu dimulainya sesi kedua, penonton yang amat antusias menyambut kembalinya festival kebanggaan mereka dibuat terpingkal-pingkal oleh banyolan duo Titus dan Doel Pecas Ndahe. Sebuah bukti kalau komedi dan metal show bukan dua hal yang tidak mungkin ditaruh di satu malam.

"Mantra Bentala" langsung digeber bersama Kokom dari Paranoid Despire sebagai penanda bahwa sesi kedua sudah dimulai, yang dilanjut dengan "Prosa Kesetaraan".

Di nomor ini, Down For Life menampilkan Djiwo, pentolan dari dua legiun black metal Djiwoastra dan Makam. Alby Moreno dari MCPR ditunjuk sebagai kolaborator terakhir di lagu "One Town One Crown", sebuah ode untuk kota Solo, sebelum pesta ditutup dengan anthem "Pasukan Babi Neraka" bersama seluruh pengisi acara.

Yang membuat penonton semakin sumringah adalah munculnya Jojo Ashari, bassist paling berkarakter di tubuh Down For Life yang memutuskan undur diri beberapa waktu lalu.

Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo seakan menjadi perwujudan doa-doa terbaik agar keadaan pagebluk segara berakhir, dan juga bentuk usaha nyata dalam menjaga jati diri yang lain dari kota Solo, yaitu sebagai salah satu sentral kekuatan di liga musik keras nasional.

Sesuai janji para Dewan Jenderal dan Walikota Gibran Rakabuming, bila tidak ada halangan berarti dan kondisi dunia semakin membaik, Rock In Solo akan kembali ke marwahnya, sebuah festival yang penuh gegap gempita di tahun 2022 mendatang.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS