Menuju IRF 2022, Mugi Dance Gandeng Pengrawit Difabel Nglaras Rasa Bhakti Chandrasa

Kusumawati - Minggu, 19 Desember 2021 17:06 WIB
Kelompok pengrawit Nglaras Rasa Bhakti Chandrasa komunitas difabel

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Menyambut penetapan gamelan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, Mugi Dance merayakan bersama Nglaras Rasa Bhakti Chandrasa komunitas difabel sensorik netra di Surakarta.

Kelompok Nglaras Rasa Bhakti Chandrasa adalah pangrawit binaan dari Rumah Pelayanan Sosial Difabel Sensorik Netra (RPSDSN) dan merupakan bagian dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.

Kelompok seni karawitan ini pula yang akan dibawa dalam ajang Festival Hujan International 2022 (IRF 2022), oleh Mugi Dance.

Mugiyono Kasido, Direktur artistik IRF mengatakan event tahunan IRF masih digelar secara daring, di Studio Mugi Dance, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo.

"Sejumlah persiapan sudah dilakukan jauh hari, momennya tepat saat UNESCO menetapkan gamelan sebagai warisan tak benda dunia, kami juga mempersiapkan untuk tampil dalam IRF," ungkap Mugiyono, Minggu (19/12/2021).

Kelompok yang diasuh oleh Sartono, S.Sos itu menampilkan Gending "Udan Mas" dan juga Gending "Ilir Ilir". Semua dibawakan oleh teman difabel sensorik netra, mulai dari vocal hingga penabuh gamelannya. Total melibatkan 20 anak.

IRF 2022 akan digelar secara virtual di channel YouTube @mugi dance pada 22 Januari 2022. Masih melibatkan sejumlah seniman dari dalam dan luar negeri.

Nglaras Rasa Bhakti Chandrasa komunitas difabel bersama Mugiyono Kasido

"Festival hujan pada 2022 ini akan memasuki usia sewindu dan kami selalu mengusung misi mengajak masyarakat mensyukuri berkah hujan melalui media seni khususnya seni pertunjukan." Imbuh Mugi.

Curahan air dari langit dapat menjadi bencana manakala kita tidak siap menerimanya. Dalam setiap festival selalu disisipi workshop tentang pengelolaan lingkungan hidup seperti membuat biopori, membuat air alkali, penanganan ular dan lain- lain.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS