Umbul Dongo di Taman Sriwedari, Doa Bersama Tokoh dan Warga Bangun Kembali Toleransi

Kusumawati - Jumat, 12 September 2025 08:57 WIB
Ormas Seni Budaya Umbul dongo di Taman Sriwedari Solo (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Di tengah keprihatinan atas serangkaian aksi anarkis yang merusak fasilitas publik, puluhan organisasi masyarakat (ormas) dan warga Solo menggelar doa bersama di Plaza Sriwedari, Solo, Kamis 11 September 2025.

Acara yang bertajuk “Umbul Dunga” atau doa bersama ini menjadi seruan kuat dari masyarakat untuk mengembalikan Kota Bengawan ke dalam suasana damai, aman, dan kondusif.

Acara doa bersama ini tidak hanya dihadiri oleh ormas seperti FBM, PABS dan Ikatan Prabu Nusantara (IPN), tetapi juga diikuti oleh para pedagang, pengayuh becak, dan juru parkir. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa kerinduan akan perdamaian adalah aspirasi seluruh lapisan masyarakat Solo.

Doa bersama ini merupakan respons terhadap insiden-insiden yang merusak citra Solo sebagai kota budaya yang toleran, seperti pembakaran mobil, perusakan pos polisi, hingga pembakaran Gedung DPRD Solo.

Ketua Umum Forum Budaya Mataram (FBM) Surakarta, BRM Dr. Kusumo Putro, mengungkapkan rasa sakit hati masyarakat atas perusakan tersebut. "Puluhan tahun Kota Solo sebagai kota budaya dibangun dengan susah payah dan tidak mudah, namun tiba-tiba hancur dirusak oleh orang-orang yang bukan warga asli Solo," ujarnya.

Ia mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku yang diduga sengaja ingin merusak kedamaian kota. "Kami tidak bisa menerima begitu saja Kota Solo yang masyarakatnya cinta damai dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tegasnya.

Seruan untuk Pejabat dan Wakil Rakyat

Dalam kesempatan yang sama, Kusumo juga berpesan kepada para pejabat agar lebih bijak dalam bertutur kata. Ia meminta agar tidak ada lagi ucapan yang dapat memancing emosi dan memicu kemarahan di masyarakat.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Anak Bangsa Surakarta (PABS), Dosy Marta, menyayangkan ketidakhadiran para pejabat yang telah diundang. Menurutnya, tujuan utama doa bersama ini adalah untuk mempersatukan pejabat, wakil rakyat, dan masyarakat dalam komitmen bersama menjaga Solo.

“Dulu anggota DPRD rela datang ke rumah warga untuk mendapat dukungan. Namun setelah menjabat, mereka sudah lupa kepada konstituennya dan tidak bisa lagi mendengar jeritan rakyat yang saat ini sedang menderita akibat ekonomi yang semakin sulit," kritik Dosy.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS