Ternyata Adidas dan Puma, Lahir dari Perseteruan Keluarga, Ini Sejarahnya
JAKARTA (Soloaja.co) - Siapa sangka, lahirnya perusahaan sepatu Adidas dan Puma, lahir dari perseteruan Gebrüder Dassler (Dassler Brothers).
Jika saja Adi dan Rudi Dassler hidup rukun, Gebrüder Dassler dari Jerman ini mungkin bisa mengalahkan Nike sebagai perusahaan sepatu olahraga top dunia saat ini.
Adolf (Adi) Dassler mulai membuat sepatu di ruang cuci ibunya tidak lama setelah pulang ke desa Bavaria di Herzogenaurach setelah Perang Dunia I. Bisnisnya berjalan dengan baik, dan kakak laki-lakinya Rudolph (Rudi) Dassler bergabung dengannya beberapa tahun kemudian untuk membantu. Adi yang pemalu adalah kekuatan kreatif dan otak di balik bisnis, sementara Rudi yang ekstrovert adalah penjualnya.
- Mantap, Tim Atletik Yonif MR 413/Bremoro Raih 8 dari 9 Medali Lomba Lari Wisata Alam Kalisidi
- Biaya Haji Naik Jadi Rp 45 Juta, Ini Penjelasan Kemenag Usulkan
Dikutip dari Howsutffwork.com, Gebrüder Dassler segera mendapat pujian karena meluncurkan track spike pertama. Tetapi perusahaan itu benar-benar berkembang setelah saudara-saudara membujuk atlet Olimpiade Amerika Jesse Owens untuk memakai sepatu mereka di Olimpiade Berlin 1936.
Dia melakukannya, dan memenangkan empat medali emas. Namun itu bukan kemenangan yang seharusnya bagi saudara-saudara, karena hal-hal mulai memburuk di antara keduanya.
Hubungan buruk dimulai beberapa tahun sebelumnya, pada tahun 1933, ketika istri Adi yang berusia 16 tahun mencoba ikut campur dalam bisnis. Rudi tidak senang.
Keluarga Adi dan Rudi yang tinggal bersama di townhome menjadi sering bertengkar. Tetapi titik puncaknya terjadi selama serangan udara Perang Dunia II. Rudi dan keluarganya dimasukkan ke dalam tempat perlindungan bom dan ketika Adi dan keluarganya masuk, Adi berkata. "Bangsat-bangsat kotor itu kembali lagi."
Dia mengaku mengomentari rencana Angkatan Udara Inggris yang menderu di atas kepala, tetapi Rudi yakin Adi merujuk pada keluarganya. Dari sana, semuanya dengan cepat terurai.
Ketika Rudi dipanggil untuk bertugas di militer Nazi pada tahun 1943, dia yakin Adi mengatur agar dia dikeluarkan dari pabrik. Karena ingin kembali, Rudi meninggalkan jabatannya pada tahun 1945. Kemudian, ketika ditangkap karena desersi, dia kembali menyalahkan Adi yang dituduh mengadu.
- Cek, Ini Syarat Mendapat Pinjaman KUR dari BRI dengan Bunga 3%
- Intip Binlat Calon Pendaftar Polri yang Digelar Polres Sukoharjo
Pecah kongsi
Setelah beberapa pertengkaran lagi, keduanya memecah perusahaan pada tahun 1948 dan memindahkan aset dan karyawan ke salah satu dari dua operasi yang bersaing yang terletak di sisi berlawanan dari Sungai Aurach yang mengalir melalui kota.
Adi mengganti nama bisnisnya menjadi "Adidas" sebagai gabungan nama depan dan belakang. Rudi melakukan hal yang sama dengan membuat merek "Ruda" yang kemudian mengubahnya menjadi "Puma" karena dianggap lebih menarik.
Segera, sebagian besar warga Herzogenaurach dipekerjakan oleh Adidas atau Puma, dan persaingan sengit saudara kandung menyebar ke seluruh kota. Jika Anda bekerja untuk satu perusahaan ini, maka Anda tidak akan bersosialisasi dengan karyawan perusahaan satunya lagi.
Melintasi garis musuh benar-benar bertele-tele. Anda hanya berbelanja di toko-toko di sisi sungai yang sama dengan pabrik tempat Anda bekerja.
- Gandeng WIR Group, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Kembangkan Layanan Perbankan Metaverse
- Nikmati Wedang Ronde, Tokoh Lintas Agama Hadiri Cap Go Meh di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban
- Dipaksa Tutup, Pelaku Usaha Cafe Kawasan Sriwedari Mengadu ke DPRD
Seiring waktu, Adidas jauh melampaui Puma dalam penjualan, berkat kreativitas dan kecerdasan teknis Adi, meskipun Puma masih cukup baik.
Karena keduanya bekerja keras untuk bersaing satu sama lain, mereka menjadi tidak memperhatikan ada perusahaan sepatu lain — Nike — yang diam-diam mendapatkan pangsa pasar.
Saat ini, Nike adalah raja bisnis sepatu olahraga, dengan penjualan tahun 2017 sebesar US$21 miliar dibandingkan dengan Adidas US$10,36 miliar dan Puma US$2,4 miliar.
Kedua saudara ini kemudian memang berbicara satu sama lain setelah itu=, tetapi mereka tidak pernah berdamai. Keduanya meninggal pada 1970-an, dan dimakamkan di ujung yang berlawanan dari pemakaman lokal.
Perseteruan mereka akhirnya berakhir pada tahun 2009, ketika karyawan kedua perusahaan bermain bersama dalam pertandingan sepak bola persahabatan.