Tangis Haru, Bos PT Sritex Bersama Pekerja Nyanyikan Lagu ‘Kenangan Terindah’

Kusumawati - Sabtu, 01 Maret 2025 19:17 WIB
Tangis Haru, Bos PT Sritex Bersama Pekerja Nyanyikan Lagu ‘Kenangan Terindah’ (soloaja.co)

SUKOHARJO (Soloaja.co) – Suasana haru menyelimuti pabrik PT Sritex di Sukoharjo saat dua petinggi perusahaan, Iwan Setiawan Lukminto dan Sritex Iwan Kurniawan (Wawan), berpamitan kepada seluruh karyawan dan jajaran direksi, pada Jumat (28/2/2025). Tangis pecah ketika mereka bersama-sama menyanyikan lagu Kenangan Terindah sebagai simbol perpisahan.

Dalam pidatonya, Iwan Setiawan mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas perpisahan ini. Ia mengajak seluruh karyawan untuk tetap bersemangat meski harus menghadapi kenyataan pahit penutupan perusahaan yang telah berdiri selama puluhan tahun.

"Saya betul-betul ingin semuanya tetap semangat. Ini bukan akhir segalanya. Saya berharap semua bisa bangkit dan menjadi lebih baik lagi. Tanpa kalian, saya bukan apa-apa," ujar Iwan dengan suara bergetar.

Iwan yang juga Komisaris Utama PT Sritex mengenang perjalanan panjang perusahaan yang didirikan oleh ayahnya. Dari sebuah pabrik kecil dengan satu alat produksi, Sritex berkembang menjadi salah satu raksasa industri tekstil di Asia Tenggara. Namun, setelah 58 tahun berkarya, PT Sritex harus mengakhiri perjalanannya akibat putusan pailit yang dijatuhkan oleh Mahkamah Agung.

Dalam kesempatan itu, Iwan juga menyampaikan terima kasih serta permohonan maaf kepada seluruh karyawan. Ia berharap momentum ini bisa menjadi awal yang lebih baik bagi semua pihak.

"Tetap semangat, terima kasih sebesar-besarnya. Saya mohon maaf atas segala kekhilafan selama kita berinteraksi. Mari kita jalani Ramadan dengan hati yang bersih," tuturnya.

Sementara itu, Wawan yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Sritex, turut menyampaikan pesan perpisahan yang penuh emosional. Ia mengajak seluruh karyawan untuk bernyanyi bersama, sebelum akhirnya menutup pidatonya dengan pesan agar silaturahmi tetap terjaga.

"Hari ini menjadi momen yang sangat berat bagi kita semua. Setelah 58 tahun berkarya, kita harus berpisah. Namun, saya berharap hubungan baik yang sudah terjalin tidak akan putus," kata Wawan dengan mata berkaca-kaca.

Hingga saat ini, pihak PT Sritex belum mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan Mahkamah Agung. Dengan ditutupnya pabrik ini, ribuan karyawan pun harus menghadapi kenyataan sulit untuk mencari pekerjaan baru di tengah ketidakpastian ekonomi.

Perpisahan ini menjadi babak akhir bagi PT Sritex, namun bagi para karyawannya, semangat untuk bangkit tetap menyala.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS