Ribuan Karyawan PT Sritex Resmi Berpisah, Harapan Akan Masa Depan Tetap Ada
SUKOHARJO (Soloaja.co) – Setelah perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu dinyatakan pailit, para pekerja harus mengakhiri masa kerja mereka dengan penuh kenangan. Jumat (28/2) menjadi hari penuh haru bagi ribuan karyawan PT Sritex Tbk di Sukoharjo, dimana para buruh bekerja terakhir kalinya.
Sejak pagi, ribuan karyawan terlihat meninggalkan area pabrik dengan seragam biru muda yang penuh coretan tanda tangan dari rekan-rekan kerja sebagai simbol perpisahan. Beberapa di antaranya berfoto bersama di depan gerbang utama PT Sritex, mengabadikan momen terakhir sebelum resmi tak lagi bekerja di sana.
"Lulus, lulus," teriak beberapa karyawan sambil berjalan keluar, menciptakan suasana perpisahan yang penuh emosi.
- Silaturahmi IKM Soloraya, Andre Rosiade Siap Berkontribusi Lebih untuk Nagari Silungkang dan PKS di Seluruh Indonesia
- MODENA Hadirkan Chest Freezer Inovasi Terbaru, Lebih Canggih dan Hemat Listrik, Kapasitas Hingga 1300 Liter
Sri Kuncoro, salah satu karyawan PT Sritex, mengaku akan menunggu informasi lebih lanjut mengenai pencairan pesangon dan Jaminan Hari Tua (JHT). Meski demikian, ia memilih untuk sementara fokus pada usaha kecilnya di rumah.
"Informasinya banyak PT lain yang membuka lowongan. Semoga pemerintah punya solusi agar teman-teman bisa bekerja kembali," ujarnya.
Sementara itu, Karwi Mardiyanto, yang telah mengabdikan diri selama 17 tahun di PT Sritex, merasa berat harus meninggalkan tempat yang telah menjadi bagian besar hidupnya. Namun, ia tetap berusaha menerima kenyataan ini dengan ikhlas.
"Sedih pasti, tapi tetap harus diterima. Ini kan mau Ramadan, mungkin kita disuruh fokus ibadah dulu. Saya percaya kalau ada rezeki lain, insyaallah ada jalan," tuturnya.
- Pembukaan Tea Bar Es Teh Poci di Bandara Adi Soemarmo: Hadirkan Kesegaran bagi Pengunjung
- Dinamika Pasar Tak Surutkan BRI, Manajemen Risiko Jadi Prioritas
Sehari sebelumnya, suasana di pabrik lebih emosional, dengan banyak karyawan yang menangis saat hari terakhir bekerja. Namun, pada Jumat, mereka tampak lebih tegar, meskipun masih menyimpan harapan akan masa depan.
Perjuangan Memperoleh Hak Karyawan
Di sisi lain, perwakilan PT Sritex, Slamet Kaswanto, yang hadir dalam rapat kreditur di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak PHK besar-besaran ini.

"PHK ini sangat menyeramkan bagi kami karena berarti kehilangan pekerjaan dan penghasilan," ujarnya.
Meski menghormati keputusan pengadilan, Slamet menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan hak-hak karyawan, termasuk pencairan pesangon. Menurutnya, Direktur PT Sritex juga berkomitmen mengawal proses ini agar berjalan dengan baik.
- BRI Optimis Bank Emas Bisa Genjot PDB Rp245 Triliun, Ini Alasannya
- PLN UP3 Sukoharjo dan Satpol-PP Perkuat Sinergi dalam Penanggulangan Kebakaran
Selain itu, ia berharap pemberesan aset perusahaan segera selesai dan ada investor yang mau mengambil alih agar pabrik bisa kembali beroperasi.
"Kami memohon kepada pemerintah untuk membantu kami. Harapannya, pabrik ini tetap bisa berjalan dengan siapapun yang nantinya akan mengelolanya," tambahnya.
Meski pemerintah telah menyiapkan sekitar 8.000 lowongan pekerjaan bagi para eks-karyawan Sritex, ada kekhawatiran terkait kesesuaian bidang kerja dengan keahlian mereka.
"Lapangan pekerjaan yang disediakan belum tentu sesuai dengan skill teman-teman. Harapan kami, setelah pemberesan ini, perusahaan bisa bangkit kembali," harapnya.
Kini, ribuan eks-karyawan PT Sritex hanya bisa menunggu kepastian akan hak-hak mereka sembari mencari peluang kerja baru. Meski masa depan belum jelas, semangat dan harapan mereka untuk bangkit tetap menyala.