Sorotan Dunia! The Rockefeller Foundation Kunjungi Dapur Sehat SD Muhammadiyah 1 Solo

Kusumawati - Jumat, 10 Oktober 2025 23:57 WIB
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - The Rockefeller Foundation yang berbasis di New York, Amerika Serikat, mengunjungi dapur sehat milik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada Jumat (10/10/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas sekolah yang telah menjalankan program makan bergizi secara mandiri selama sepuluh tahun terakhir.

Rombongan tersebut, yang juga melibatkan perwakilan Kota Cerdas Pangan Rikolto Asia Tenggara dan Yayasan Gita Pertiwi, berkesempatan melihat langsung proses memasak makanan sehat, gudang penyimpanan bahan, dan ruangan penyajian masakan yang siap didistribusikan kepada para siswa.

Indonesia Jadi Contoh Global Program MBG

Asisten Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Analisis Kebijakan, Dirgayuza Setiawan, yang ikut mendampingi rombongan, menjelaskan bahwa The Rockefeller Foundation fokus pada nutrisi anak-anak dan menjalankan program serupa di 130 negara.

Kedatangan yayasan global ini ke Indonesia adalah untuk mempelajari implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Bagaimana implementasinya untuk kemudian dijadikan contoh dunia bagaimana mengimplementasikan MBG, karena memang implementasi MBG di Indonesia yang tercepat. Kita sudah lebih dari 30 juta anak yang sudah menerima MBG setiap hari dari target 82,9 juta," kata Dirgayuza.

Ia menambahkan, PBB melalui World Food Program (WFP) mencanangkan per tahun 2030 semua negara di dunia harus menjalankan MBG. "Indonesia jadi contoh menjalankan MBG yang baik. Mudah-mudahan kita bisa kontribusikan berbagai lesson learn di Indonesia supaya negara lain yang baru mulai bisa mengikuti," imbuhnya.

Dapur Mandiri SD Muhammadiyah 1 Jadi Sorotan

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menarik perhatian yayasan internasional ini karena sekolah tersebut telah menjalankan program makan bergizi secara mandiri sejak tahun 2015.
Dirgayuza Setiawan menyoroti keunikan sekolah ini, mengingat kurang dari 5 persen sekolah di Indonesia yang memiliki kantin atau fasilitas memasak di sekolah.

"Mereka ingin lihat sekolah yang sudah memberikan makan bergizi setiap hari ke anak-anaknya. Faktanya tidak semua sekolah seperti ini," ujarnya. Ia menambahkan, minimnya fasilitas masak di sekolah menjadi tantangan program MBG, sehingga banyak program harus membangun dapur di luar sekolah.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti, menjelaskan alasan didirikannya kantin sekolah adalah untuk membangun budaya bersih dan sehat serta mengurangi kebiasaan anak-anak mengonsumsi makanan siap saji.

"Kami juga butuh alat untuk mengukur karakter anak-anak, bicara karakter sifatnya abstrak. Jadi kami butuh mengukur karakter integritas, jujur, disiplin, termasuk juga literasi finansial, makanan sehat,” tutur Sri Sayekti.

Untuk menjamin pemenuhan gizi dan keamanan pangan, kantin sekolah secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi, baik secara internal maupun eksternal yang melibatkan Puskesmas Pembina, Rikolto, Gita Pertiwi, dan sejumlah rumah sakit.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS