RG Prodi Agroteknologi FP UNS Dampingi Dasawisma Desa Joho Sukoharjo Optimalisasi Lahan Pekarangan
SUKOHARJO (Soloaja.co) - Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) UNS melalui Riset Group (RG) Hortikultura dan Agroforestri, melakukan pengabdian masyarakat tentang upaya optimalisasi lahan pekarangan dengan budidaya sayuran dan biofarmaka.
Pendampingan yang dilaksanakan di Desa Joho, Kabupaten Sukoharjo, diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S dengan anggota pengabdian yaitu, Dr. Ir. Puji Harsono, M.P., Prof. Dr. Ir. Eddy Triharyanto, M.P., Prof. Dr. Ir. Sulandjari, M.S., Dr. Ir. Pardono, M.S.
- Dinilai Provokatif, Yudi Purnomo Sesalkan Ketua KPK Cabut Akses Endar Masuk Gedung KPK
- Bakdan Ing Sriwedari Sajikan Aneka Bazar dan Hiburan Kemeriahan Sambut Hari Raya, 11-30 April 2023
Menurut Prof Bambang bahwa pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya hortikultura sebagai salah satu upaya mikro dalam mendukung program kawasan rumah pangan lestari untuk mewujudkan kemandirian pangan. Dimana pekarangan di perkotaan umumnya memiliki luasan sempit.
"Kami memberi pendampingan Kelompok Dasa Wisma di Desa Joho RT 02/03 Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan pengabdian ini bertujuan melakukan pembimbingan dan pendampingan kelompok Dasa Wisma dalam pemanfaatan pekarangan, budidaya tanaman sayuran dan biofarmaka untuk konsumsi pangan keluarga, gizi seimbang, aman dan higienis." Ungkap Prof Bambang, Sabtu 8 April 2023.
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi tentang budidaya sayuran dan biofarmaka untuk mengoptimalisasi penggunaan pekarangan diikuti oleh 25 orang anggota Dasa Wisma, Pada Jumat 7 April 2023.
- Desa Devisa Klaster Benih Bandeng Buleleng, Upaya LPEI Tingkatkan 2000 Peternak Nener
- Mendikbud Ristek Terbitkan SK Perpanjangan Rektor UNS
Prof. Bambang Pujiasmanto menyampaikan materi terkait budidaya sayuran dan biofarmaka. Keterbatasan budidaya tanaman sayuran dan biofarmaka di komplek perumahan perkotaan adalah lahan yang sempit dan “semenisasi” halaman atau pekarangan rumah, untuk itu penanaman sayuran menggunakan pot atau polibag merupakan salah pilihan warganya.
"Media tanam dalam pot perlu dibuat sesubur mungkin untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejak pembibitan hingga panen, salah satunya dengan aplikasi bahan organik. Bahan organik yang diberikan ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah." Ungkap Prof Bambang Pujiasmanto.
Penggunaan bahan organik meningkatkan ketersediaan makro dan mikro nutrisi bagi tanaman, hal ini sangat baik apabila digunakan dalam budidaya tanaman di dalam pot. Pengelolaan pekarangan Kelompok Dawis Johosari I untuk budidaya sayuran belum dilakukan sesuai Permentan No. 48 Tahun 2009 Tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang baik.
- Aktivis Anti Korupsi Yudi Purnomo Sebut Sumber Kegaduhan di Internal KPK adalah Firli
- Pemkot Surakarta Pantau Peredaran Makanan Jelang Lebaran
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk melakukan pembimbingan dan pendampingan kelompok Dasa Wisma dalam pemanfaatan pekarangan, budidaya tanaman sayuran dan biofarmaka untuk konsumsi pangan keluarga, gizi seimbang, aman dan higienis.
Sri Sugiyarti, S.Pd Selaku penanggung jawab dari Kelompok Dasa Wisma ini menyampaikan bahwa ketersediaan pekarangan di lingkungan belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki kendala terkait teknik budidaya tanaman yang baik.
"Sebelumnya sudah dicoba di pekarangan depan rumahnya namun tidak berhasil karena banyak hama dan penyakit yang menyerang. Karena belum memahami pengelolaan atau pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan, sehingga sangat membutuhkan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi dari perguruan tinggi." Ungkap Sri Sugiyarti.
- Pimpinan KPK Bocorkan Dokumen ? KPK Tantang Lapor Ke Dewas
- Ground Breaking Mako Batalyon A Brimob di Banten, Kapolri : Berikan Pengamanan Pada Masyarakat
Tak hanya sosialisi saja, namun kegiatan pengabdian masyarakat ini juga dilakukan demonstrasi penanaman sayuran dengan media tanam polybag atau dengan pot bersumbu (wick pot).
Ditambahkan Dr.Ir.Puji Harsono,M.P. budidaya sayuran yang dalam praktek kali ini tanaman Cabai mudah dilaksanakan. Dijelaskan bagaimana mulai melakukan pesemaian Cabai, pemupukan, pemberian air, penanganan hama/penyakit yang ada sampai panen. Para peserta diberikan serangkaian alat dan pestisida ramah lingkunagan. Diberikan pula motivasi peningkatan minat bertanam sayuran dan biofarmaka, karena diketahui minat dan motivasi yang masyarakat miliki masih terbilang cukup rendah untuk menanam sayuran dan biofarmaka. Hal ini karena kurangnya literasi masyarakat tentang bagaimana cara menanam dan manfaat yang diperoleh dari penanaman sayuran dan biofarmaka.
"Karena itu, Tim Pengabdian Masyarakat memberikan solusi berupa sosialisasi dan demonstrasi mengenai penanaman dan manfaat yang didapatkan ketika memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran dan biofarmaka." Pungkas Dr Puji.