"Pesantren" Film Tentang Kehidupan Santri, Disajikan Bioskop Online, Patjarmerah dan Komunitas Kembang Gula

Kusumawati - Sabtu, 08 Juli 2023 17:20 WIB
Pertunjukan film Pesantren di acara Patjarmerah, kolaborasi bersama Bioskop Online dan Komunitas Kembang Gula, yang digelar di Ndalem Djoyokusuman (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Bioskop Online bersama Patjarmerah dan komunitas Kembang Gula menggelar roadshow film Pesantren di Ndalem Djojokoesoeman, Solo, pada Jumat, 7 Juli 2023.

Pesantren merupakan satu film premiere dari Bioskop Online yang tayang terbatas hingga 23 Juli 2023 mendatang. Sejak penayangannya, film ini telah mencuri perhatian para penonton. Film ini menawarkan cerita yang menyentuh dan menghadirkan kisah pesantren yang menginspirasi, dipadukan dengan kehidupan para santri dan nilai-nilai menarik yang diajarkannya.

Acara roadshow ini dihadiri oleh beberapa narasumber yang memberikan wawasan mendalam tentang pembuatan dan makna di balik film Pesantren, antara lain, Diding Abdul Qodir, salah satu pemain dalam film ini, Hanna Humaira, Produser Bioskop Online, Bagus Sigit Setiawan selaku penulis 'Santri Surakartan', dan videografer Mohammad Ali Ma'ruf dan Kalis Mardiasih sebagai moderator.

"Harapannya film dokumenter ini bisa memberikan pengalaman dan pandangan yang baru tentang para santri. Lewat cerita yang disampaikan penonton jadi tahu kalau santri bukan cuma belajar ilmu agama dan mengaji," ungkap Diding Abdul Qodir, salah satu pemain dalam film ini.

Selain itu, Hanna Humaira, Produser Bioskop Online, menyampaikan Bioskop Online berkomitmen untuk menyajikan film pilihan terbaik yang bisa dinikmati khalayak banyak. Film ini memang menghadirkan sesuatu yang berbeda. Salah satunya menghadirkan sudut pandang tentang diajarkan nya toleransi, kesetaraan gender dan diungkapkannya bahwa kehidupan di dalam pondok itu menyejukkan.

"Karena hal-hal menarik itu lah, yang membuat Bioskop Online menayangkan film ini. Ditambah lagi film ini memang sudah lama ditunggu penayangannya, disertai dengan pencapaian seperti pernah terpilih di festival internasional. Hingga kini pun, animo penonton terlihat tinggi terutama dari kota-kota di Jawa, dan itu juga yang menjadi alasan kami untuk menghadirkan roadshow kali ini di Kota Solo," ungkap Hanna Humaira.

Di sela diskusi Hanna Humaira juga menanyakan pendapat Kalis Murdiasih selaku moderator, bagaimana pandangannya mengenai film Pesantren, yang disutradarai Shalahuddin Siregar.

“Bagi saya Pesantren Pondok Kebon Jambu ini sangat penting terutama hubungan saya dengan ibu nyai, karena ketika saya melakukan diskusi bersama ibu nyai, saya merasa setiap kata-kata yang dikeluarkan oleh ibu nyai itu menyejukkan hati saya. Dan saya sangat senang ketika akhirnya film Pesantren ini diangkat menjadi sebuah film dokumenter dan bisa dinikmati oleh orang banyak.” Katanya.

"Pondok Pesantren Kebon Jambu menjadi tempat persinggahan saya yang paling nyaman. Saya sudah mencintai Pondok Pesantren kebon Jambu dari tahun 2017. Tontonan film pesantren ini yang memotret Pondok Pesantren Kebon Jambu, ada banyak sekali harapan dalam film ini" ungkap Kalis Murdiasih.

Animo tinggi dari penonton sejalan dengan kualitas film Pesantren yang sudah terbukti di industri film internasional. Buktinya film ini telah menorehkan sejumlah prestasi, di antaranya kompetisi XXI Asiatica Film Festival 2020 dan terpilih di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019. IDFA adalah festival dokumenter paling bergengsi dan terbesar di dunia.

Film ini juga telah tayang di Madani International Film Festival dan sempat ditayangkan di The University of British Columbia pada Maret 2022.

Dengan cerita yang menarik serta raihan prestasi film Pesantren, membuat Bagus Sigit Setiawan selaku penulis, dan videografer Mohammad Ali Ma'ruf turut memberikan pendapat mereka tentang perspektif unik yang hadir lewat film ini.

“Film ini memberikan sesuatu yang berbeda, salah satu sisi menariknya karena film ini menyajikan kehidupan di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon yang dipimpin oleh seorang perempuan, yaitu Nyai Hj. Masriyah Amva.” Ungkapnya.

Film Pesantren mengisahkan kehidupan para penghuni Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, salah satu pesantren tradisional terbesar di Cirebon. Kita dibawa untuk mengenal lebih dekat kehidupan para santri yang mengenalkan kita pada pemikiran untuk berpikir kritis, mendukung kesetaraan gender, dan menghargai keragaman. Banyak nilai-nilai baik yang diajarkan, bahwa Islam itu damai, sejuk dan merangkul. Sosok dalam film bisa menjadi harapan baru untuk Indonesia.

Kami ingin mengingatkan bahwa film Pesantren hanya tayang terbatas hingga 23 Juli 2023, jadi jangan lewatkan kesempatan untuk menontonnya di Bioskop Online. Tiket film Pesantren dapat dipesan seharga Rp 15.000,-. Selain itu, banyak juga film lain seperti "Cinta Bete", "This Is Not A Love Story", dan "Jamal", "Berlabuh", "Ride To Nowhere", "Boncengan", "Hai Guys Balik Lagi Sama Gue, Tuhan!", yang juga merupakan konten terbaru Bioskop Online dan bisa menjadi pilihan untuk ditonton.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS