Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025, Solo Serukan Perlindungan Anak dari Perokok Pemula

Kusumawati - Senin, 26 Mei 2025 12:41 WIB
Pemkot Surakarta dan Yayasan KAKAK peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Balaikota Surakarta (soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) - Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025, Yayasan KAKAK bersama Dinas Kesehatan Kota Surakarta menggelar serangkaian kegiatan di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta dengan mengusung tema "Lindungi Anak dari Perokok Pemula".

Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei oleh negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap bahaya produk tembakau bagi kesehatan manusia, komunitas, dan lingkungan.

Tahun ini, peringatan HTTS di Surakarta juga melibatkan Pemuda Penggerak dan Dinas Pendidikan Kota Surakarta sebagai bentuk sinergi lintas sektor.

Direktur Yayasan KAKAK, Shoim Sahriyati, menegaskan pentingnya memperkuat ketahanan anak. “Anak adalah target industri rokok. Karena itu, lingkungan harus disiapkan dengan kepatuhan pada KTR, namun yang lebih penting, anak harus memiliki kemampuan melindungi diri dari bujuk rayu industri rokok, baik konvensional maupun elektrik,” ujarnya.

Indonesia saat ini menghadapi darurat konsumsi rokok. Menurut WHO, Indonesia merupakan pasar rokok ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 33,8% penduduk Indonesia adalah perokok aktif.

Yang lebih mengkhawatirkan, prevalensi perokok anak usia 10–18 tahun meningkat dari 7,1% pada 2013 menjadi 9,1% pada 2018. Penelitian Yayasan KAKAK dan Pemuda Penggerak bahkan menemukan bahwa 56% anak mulai merokok sebelum usia 12 tahun.

Anak-anak menjadi sasaran industri rokok karena berbagai faktor seperti pengaruh teman sebaya, iklan dan promosi rokok, kondisi keluarga, tekanan emosional, akses mudah terhadap rokok, serta kurangnya edukasi. Oleh karena itu, HTTS 2025 menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung perlindungan anak dari rokok, khususnya di lingkungan sekolah.

Untuk itu, dalam kegiatan HTTS 2025, dideklarasikan komitmen Sekolah Keren Tanpa Rokok. Sekolah yang tergabung dalam inisiatif ini telah menunjukkan aksi nyata seperti penerapan kebijakan antirokok, pembentukan Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR), penyediaan sarana-prasarana yang mendukung seperti tanda larangan merokok, serta penyebaran media edukasi tentang bahaya rokok.

Model Sekolah Keren Tanpa Rokok ini diharapkan bisa direplikasi oleh sekolah-sekolah lain di Surakarta dan daerah lain di Indonesia. Apresiasi juga diberikan kepada fasilitas kesehatan yang sudah menerapkan KTR secara konsisten. Fasilitas kesehatan harus menjadi contoh utama dalam penegakan kebijakan bebas rokok.

Sebagai bentuk edukasi dan pemberdayaan anak, kegiatan HTTS juga menyelenggarakan lomba poster dan kompetisi dance “Keren Tanpa Rokok” yang melibatkan siswa SD dan SMP. Karya-karya terbaik ditampilkan dalam acara puncak peringatan HTTS sebagai wujud nyata perlawanan anak terhadap godaan rokok.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dr Retno Erawati, menyampaikan bahwa upaya menciptakan generasi bebas rokok merupakan tanggung jawab bersama.

“Kami terus mendorong kebijakan dan implementasi KTR, edukasi tentang bahaya tembakau, serta layanan berhenti merokok di seluruh Puskesmas dan dua RSUD di Surakarta,” pungkasnya.

HTTS 2025 bukan hanya momentum refleksi, tetapi juga ajakan kuat bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu menjaga masa depan anak-anak dari bahaya laten rokok. Kota Surakarta menegaskan komitmennya sebagai kota pelindung generasi penerus yang sehat, cerdas, dan bebas dari kecanduan zat adiktif.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS