Peresmian Galeri Keluarga Pelukis Solo Raya: Harapan Baru Bagi Dunia Seni Rupa di Kota Bengawan
SOLO (Soloaja.co) - Sebuah momen bersejarah terjadi di kawasan Taman Sriwedari Solo, Minggu (27/4), dengan diresmikannya Galeri Keluarga Pelukis Solo Raya (KPSR) oleh Dr. BRM Kusumo Putro, pemerhati seni budaya yang juga Ketua Forum Budaya Mataram dan Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI).
Peresmian ini dibalut dalam suasana hangat acara Halal Bihalal dan dihadiri sekitar 50 pelukis lintas komunitas dari seluruh wilayah Solo Raya.
Hadirnya galeri ini diharapkan menjadi rumah bersama bagi komunitas Bengawan Solo Art, Kelompok Pelukis Langsung (KPL), Bunga Rumput, dan Sedulur On The Spot (OTS).
- Bersama BRI, UMKM Kopi Serius Pangan Nusantara Ini Berhasil Melaju ke Pasar Global
- 936 Atlet Berlaga Dalam Solo National Karate Open Championship 2025
Edi Sudarno, Koordinator Pelukis Solo Raya, menjelaskan bahwa KPSR merupakan hasil dari penyatuan berbagai komunitas pelukis yang sudah lama eksis, namun sempat vakum selama 20 tahun terakhir.
“Kita rangkum semuanya menjadi satu keluarga besar. Artinya, ini bukan sekadar komunitas, melainkan rumah bagi semua pelukis Solo Raya,” ujar Edi.
Galeri ini berfungsi sebagai pusat aktivitas kreatif, ajang pameran karya, tempat bertukar informasi seni, hingga wadah bagi kolektor untuk langsung berinteraksi dengan para pelukis. KPSR juga menampung berbagai kalangan, mulai dari pelukis senior, pelukis muda, hingga anak-anak yang tergabung dalam komunitas Bunga Rumput.
- Satgas Yonif 413/Bremoro Kembali dari Misi Perdamaian di Lebanon, Pangdivif 2 Kostrad Pimpin Upacara Penyambutan
- Agus Purwodadi Menang Undian Rp100 Juta dari Program Digosok Hepi Telkomsel
Dalam sambutannya, Dr. BRM Kusumo Putro menekankan pentingnya keberadaan galeri seni lukis dan gedung kesenian di Kota Solo. Ia menilai, sebagai gudangnya pelukis hebat, Solo sudah seharusnya memiliki fasilitas representatif untuk mendukung aktivitas seni.

“Selama ini Solo belum memiliki galeri seni rupa atau gedung kesenian yang layak. Saya berharap pemerintahan ke depan benar-benar memperhatikan ini,” tegasnya.
Kusumo berharap galeri seni rupa bisa dibangun di lokasi strategis, misalnya di sepanjang koridor Purwosari hingga Panggung. Ini bertujuan agar wisatawan yang datang ke Solo bisa dengan mudah menikmati karya-karya seni rupa lokal.
- Halal Bihalal KOBARET Solo Raya 2025: Merajut Persaudaraan, Mempererat Solidaritas
- BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Salurkan Klaim JHT Rp 223,7 Miliar di Triwulan Pertama 2025
Senada dengan itu, pelukis senior Gigih Wiyono menambahkan pentingnya keberadaan agenda rutin pameran seni rupa seperti biennale di Solo. “Selama ini, event besar untuk seni rupa hampir tidak ada. Padahal, pameran dua tahunan seperti di Yogyakarta sudah menjadi agenda internasional. Solo harus bisa punya event serupa,” katanya.
Gigih menekankan, dengan adanya agenda tetap dan didukung fasilitas yang memadai, ekosistem seni rupa di Solo akan hidup. Ia juga berharap acara-acara seni ini bisa mendongkrak sektor pariwisata, meningkatkan okupansi hotel, hingga menggerakkan perekonomian kreatif di Kota Bengawan.
Peresmian Galeri KPSR menjadi titik awal penting. Tidak hanya sebagai tempat pameran, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan seni rupa Solo yang selama ini merindukan ruang ekspresi yang layak. Kini, harapan besar pun bergulir, menanti realisasi dukungan pemerintah untuk mewujudkan mimpi besar para seniman Solo Raya.