Pangan Jateng Aman! Produksi Padi Melonjak, Beras Surplus 1,5 Juta Ton
SEMARANG (Soloaja.co) - Kabar gembira datang dari sektor pertanian Jawa Tengah. Provinsi ini diproyeksikan akan mengalami surplus beras yang signifikan hingga akhir tahun 2025. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, produksi padi gabah kering giling (GKG) naik drastis, menguatkan ketahanan pangan daerah.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (18/9/2025), Kepala Distanbun Jateng, Defransisco Dasilva Tavares, memaparkan data impresif tersebut.
- Transformasi Industri Hijau! Jateng Luncurkan Program Rengganis Pintar
- Ambisi Gubernur Luthfi: Jadikan Jateng Sentral Bibit Unggulan Nasional
Produktivitas padi GKG periode Januari-Oktober 2025 diperkirakan mencapai 8,61 juta ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 353.627 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Surplus Beras 1,5 Juta Ton, Cukup untuk 10 Bulan
Peningkatan produksi padi ini berdampak langsung pada ketersediaan beras. "Sampai Oktober 2025, beras kita surplus 1,5 juta ton," ujar Defransisco. Dengan kebutuhan beras bulanan di Jateng sebesar 3,37 juta ton, surplus ini setara dengan rata-rata 150 ribu ton per bulan, jauh melampaui kebutuhan konsumsi masyarakat.
Meskipun demikian, Defransisco mengingatkan agar tetap waspada. Tantangan utama adalah memastikan hasil panen ini tidak banyak keluar daerah. "Untuk Jawa Tengah beras seharusnya selesai," tambahnya, merujuk pada ketersediaan yang sudah sangat memadai.
- Lepas Kontingen Pomnas, Gubernur Jateng Targetkan Juara Umum!
- Strategi Baru Panin Sekuritas Solo: Tempati Kantor Baru, Dekatkan Diri ke Masyarakat
Gubernur Luthfi Dorong Tata Kelola Ketat
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyambut baik data ini dan meminta agar tata kelola hasil panen diperketat. Ia tidak ingin produktivitas yang sudah bagus ini "bocor" ke luar daerah, yang bisa berpotensi menyebabkan kelangkaan di masyarakat.
"Tata kelola tersebut untuk memastikan hasil panen di Jawa Tengah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," tegas Gubernur. Ia menekankan pentingnya menjaga ketersediaan bahan pokok agar masyarakat tidak mengalami kesulitan. Dengan pengawasan dan tata kelola yang baik, surplus produksi ini dapat benar-benar dinikmati oleh seluruh warga Jawa Tengah.