SUKOHARJO (Soloaja.co) – Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Karya Seni ISI Surakarta bersama remaja desa Bugo Sukoharjo, mementaskan sebuah pertunjukan seni Wayang Kulit dengan lakon Gatotkaca Winisuda, di Sanggar Parikesit, alamat Kotakan, Bakalan, Polokarto, Sukoharjo, Rabu 3 Agustus 2022.

• Indonesia Juara Umum ASEAN Para Games 2022, Sampai Jumpa di Kamboja
• Menparekraf Sandiaga Siapkan Program Santripreneur Bersama PPMI Assalam

“Event kolaborasi ini merupakan wujud pengabdian kepada masyarakat dan merupakan bagian pelaksanaan dari Proposal yg lolos seleksi hibah DIPA ISI Surakarta tahun 2022, dengan tema Karawitan remaja sebagai kebertahanan budaya di desa Bugo Bendosari,” kata ketua tim PKM Ananto Sabdo Aji, SSn,MSn, ditemui Minggu 7 Agustus 2022.

PKM Dosen dan Mahasiswa Prodi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta dilakukan selama 3 bulan sebelum ini, Aji bersama dengan anggota tim Sigit Setiawan SSn, MSn dan Bramantyo mahasiswa, melatih 25 remaja Bugo, Bendosari, Sukoharjo, untuk berkesenian sebagai wujud ketahanan budaya.

• Profesor Sutoyo, Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Pertama Asli Unisri Surakarta
• Sofyan Anif : Hari Spesial, UMS Kukuhkan 2 Guru Besar dan Penambahan Prodi Magister Teknik Informatika

“Karena anak muda merupakan ujung tombak bagi kebertahanan budaya khususnya di bidang karawitan, maka kami latih pemuda desa Bugo ini untuk mencintai dan melestarikan seni budaya. Dan hasilnya mereka bisa menyajikan pentas karawitan dengan baik,” imbuh Aji.

Dalam kegiatan ini, diadakan pelatihan karawitan terhadap remaja yang ada di desa Bugo, dengan materi pelatihannya adalah gending-gending pakeliran dan garap klenengan padintenan.

• Kunjungi Sukoharjo dan Karanganyar, Mentan SYL Cek Persiapan Pengembangan Kelapa Genjah 1 Juta Batang
• Road to Muktamar ke 48, Bukan Hanya Untuk Indonesia Muhammadiyah Juga Untuk Dunia

Sejumlah Gending padintenan, yang berhasil dikuasai contohnya ladrang pangkur, ladrang Asmaradana, ladrang Pujimaya dan masih banyak lagi, intinya gending yang sering dibunyikan dan mayoritas dikenal masyarakat.

“Harapannya semakin banyak pemuda kita yang mahir berkesenian karawitan, setidaknya paham dan mencintai gending gending Jawa yang saat ini butuh generasi penerus untuk melestarikannya,” tandasnya.