Film Kartu Pos Wini, Denira Wiraguna dan Kartu Pos Beralamat Surga

Kusumawati - Rabu, 01 Desember 2021 13:19 WIB
Kartu pos wini Sinemata

SOLOAJA.CO - Ruth (Denira Wiraguna) selalu tampak ceria memulai harinya bekerja di kantor pos. Di balik bilik meja coklat, Ruth dengan ramah melayani dan menyapa pelanggan kantor pos yang ingin mengirimkan kartu pos, surat, paket maupun melakukan transaksi keuangan.

Bekerja di kantor pos adalah impian Ruth sejak kecil. Malah cenderung obsesif menjadi pegawai kantor pos. Cita-cita yang sangat jarang diangankan anak-anak milenial saat ini.

Selain terkesan oleh pengabdian petugas pos yang mengantar suratnya dari sahabat penanya di Belanda, ia juga merasa menjadi staf kantor pos, bisa berinteraksi dengan banyak orang. Di mata Ruth, staf pos menjadi pekerjaan yang memiliki banyak sisi manusiawi.

Hidup Ruth berubah saat bertemu dengan Wini gadis kecil penderita kanker darah. Wini mengirimkan kartu pos dengan alamat surga. Ruth terheran dengan permintaan gadis kecil itu namun juga tidak bisa menolak permintaannya. Ruth ingin sekali membantu Wini agar bisa sembuh dari penyakitnya, apakah impian itu terwujud seperti impiannya bekerja di kantor pos?

Di balik sosok Ruth yang anggun dan cantik ialah Denira Niyar Wiraguna, artis muda yang sudah wara-wiri di layar kaca. Denira tertarik memerankan sosok Ruth karena memiliki karakter yang sama dengan dirinya yakni pekerja keras.

“Ruth itu workaholic suka banget kerja dan mencoba hal-hal baru sama seperti aku yang suka banget kerja, mencoba hal-hal baru dan bereksplorasi,” ucap Denira yang berkuliah jurusan Hukum di Universitas Pelita Harapan.

Denira mengawali karier di dunia entertain sebagai model. Pada usia 14 tahun, menjadi tahun pertama Denira berakting di layar kaca. Hingga saat ini sudah ada 10 judul film termasuk Kartu Pos Wini yang diperankan olehnya. Melalui perannya sebagai Ruth di film Kartu Pos Wini, menjadikan Denira memiliki rasa empati yang tinggi terhadap para pejuang kanker. Denira berharap para pejuang kanker bisa terus semangat menjadi pendamping para penderita kanker berjuang melawan penyakitnya.

“Film Kartu Pos Wini punya semangat yang berbeda, aku belajar banyak hal terutama tentang rasa empati untuk para pejuang kanker di Indonesia. Film ini sekaligus dapat memberikan semangat untuk mereka, bahwa kita (para pejuang kanker) ada untuk memberikan doa, harapan, dan dukungan agar mampu menghidupkan semangat penderita kanker melawan sakitnya dan melewati deritanya. Dan semua itu tak mudah,” ujar perempuan kelahiran 22 tahun lalu ini.

Bahwa pekerjaan tidak melulu mengejar gaji besar, banyak sisi manusiawi yang bisa jadi pertimbangan menerima satu pekerjaan yang tidak popular. Melalui tokoh Ruth Dewayani pula, Denira ingin memberitahu bahwa menjadi pendamping penderita kanker tidak kalah mulianya dengan tugas para penyembuh seperti dokter.

Banyak survivor atau penyintas kanker sembuh karena semangat yang ditanamkan para pendamping mereka.

Kartu Pos Wini menambah panjang filmografi karier Denira di dunia peran. Film ini juga menambah beragam karakter atau tokoh yang pernah ia mainkan.

“Saya menikmati semua karier peran yang saya jalani. Memang benar saya selektif memilih peran, tujuannya adalah mendapatkan peran yang menarik, menantang, diingat penonton dan menimbulkan kesan mendalam. Apalagi peran atau karakter mampu memberi perspektif baru bagi penonton, wah saya menyukai tawaran peran yang demikian. Karakter Ruth di film Kartu Pos Wini ini memberi perspektif baru mengenai seorang pendamping penderita kanker,’’ jelas perempuan yang sedikitnya sudah bermain di 11 judul film layar lebar.

SINEMATA Testimoni Penyintas

SINEMATA Productions beberapa kali kegiatan promosi film Kartu Pos Wini menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Sinemata bahkan mengajak pembicara-pembicara YKI terlibat dalam kegiatan seminar dan diskusi bertema Kanke dan Film.

“Kami butuh insight atau wawasan tentang bagaimana membuat film tentang isu kanker tanpa salah arah,” ungkap Tarmizi Abka, sutradara film Kartu Pos Wini (KPW). Sutradara yang biasa dipanggil Om Jim, tidak ingin misleading dalam mengerjakan produksi filmnya.

Di novelet yang ditulis Ruwi Meyta disebutkan bahwa Wini menderita kanker sejak kecil. Namun atas saran pihak YKI sebaiknya vonis atau leukemia diderita Wini sejak usia lima tahun. Kalau digambarkan dalam cerita Wini menderita kanker darah sejak bayi, kemungkinan harapan hidupnya jauh lebih kecil.

“Masukan seperti ini memberi perpektif lebih komprehensif dari produksi film Kartu Pos Wini,” tambah Aris Muda, produser film KPW.

Di acara Seminar dan Diskusi Film dan Kanker berlangsung di Jakarta, Depok, Tangerang, Bandung, Yogya dan Solo, juga sekaligus menandai rilis trailer resmi dan poster film Kartu Pos Wini.

“Mudah-mudahan melihat antusiasme peserta diskusi juga identik dengan antusiasme penonton saat film Kartu Pos Wini dirilis di Februari 2022 nanti”, tegas Aris Muda.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS