Festival Payung Indonesia Digelar di Pura Mangkunegaran, 10 Event Terbaik Sepanjang 2022 Versi Kemenparekraf
SOLO (Soloaja.co) - Perhelatan Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2022 dimulai. Event ke 9 ini mengusung tema ‘The Kingdom and Umbrella’, digelar di Pura Mangkunegaran Solo, selama tiga hari mulai Jumat - Minggu, 2 - 4 September 2022.
FESPIN IX kali ini diikuti oleh 81 grup seni dan komunitas kreatif dari 50 kota/kabupaten di Indonesia dan peserta spesial dari Thailand, India, dan Spanyol. Khusus peserta dari Sankharpaeng Cultural Centre, Thailand, hadir sebagai bentuk komitmen hubungan sister-festival antara FESPIN dengan Borsang Umbrella Festival (Chiang
Mai) yang telah terjalin sejak 2018.
- Vanille by Rilassati, Cafe BBQ & Mocktail Bar Konsep Ala Mediterania, Tempat Bintang Lima Harga Kaki lima
- Rambah Pasar Korea, Kementan Perkuat Branding Olahan Umi Cilembu
Pembukaan FESPIN IX oleh Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Kurleni Ukar, ditandai dengan kirab payung oleh seluruh peserta.
"Festival ini kembali masuk Kharisma Event Nusantara (KEN), bahkan jadi sepuluh besar event terbaik yang dihelat sepanjang 2022 ini. Kemenparekraf sangat mendukung penyelenggaraan event yang berkualitas sebagai media promosi pariwisata dan ekonomi kreatif. Event ini mampu menjadi penggerak dalam pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19,” Kata Kurleni Ukar.
Direktur Program FESPIN, Heru Mataya mengatakan FESPIN benar-benar menjadi ruang kultural tempat pertemuan beragam kelompok seni, seniman, budayawan, kreator, crafter, akademisi dan berbagai profesi lainnya. Ruang untuk bertemu dan berinteraksi bagi peserta untuk saling berbagi ide,pengalaman, dan pengetahuan. Menjadi ruang literasi nontekstual.
- HUT ke 13, LPEI Berkomitmen #SemakinApik Mendorong Ekspor Nasional
- Digital Anantara, Kolaborasi The Park Mall dan Diskominfo Sukoharjo Hadirkan Digital Tanpa Batas
“Pada FESPIN IX ini ada sesuatu yang beda, FESPIN menjadi ruang literasi yang sebenarnya, melahirkan sebuah buku kumpulan esai yang berjudul Payung Tradisi Nusantara, dengan kata pengantar Prof. Dr. Peter Carey, sejarawan Indonesia modern.” kata Heru.
Buku ini lahir dari partipasi para penulis di daerah-daerah Indonesia, karena tema festival yang menarik dan merupakan tantangan bagi para penulis untuk melacak referensi payung tradisi nusantara yang masih banyak tersembunyi. Ada 29 partisipan penulis dari berbagai daerah Indonesia yang menyumbangkan tulisannya pada buku tersebut.
Lahirnya buku Payung Tradisi Nusantara pada FESPIN IX ini merupakan satu langkah berinovasi. Berharap buku ini akan menginspirasi para peserta dan masyarakat untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Kemudian mengelolanya menjadi kerja ekonomi kreatif dan membuka peluang aset wisata baru dari kekayaan tradisi nusantara. Melestarikan tradisi untuk meneguhkan identitas keindonesiaan dan keunikannya.
- Tokoh Sukoharjo : Mensikapi Penyesuaian BBM Harus Bijak
- Begini Cara Atasi Serangan Keong Mas di Persawahan
Mengembangkan tradisi untuk meluaskan dan mengembangkan potensi ekonomi kreatif dengan menempatkan tradisi sebagai sumber penciptaan karya. Dengan melestarikan dan mengembangkan tradisi akan makin memperkaya asset kepariwisataan Indonesia.
Pada tahun 2022 ini, FESPIN terpilih sebagai salah satu festival dari 10 festival terbaik di Indonesia dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf RI. FESPIN didukung
oleh Kemenparekgraf RI, DISPORAPAR.