Perkuat Ekosistem Berkelanjutan, LPEI Bentuk Desa Devisa Kluster Udang
SOLOAJA.CO – Ekspor sebagai salah satu indikator perekonomian suatu negara
ditopang dengan keberadaan ekosistem ekspor yang tangguh dan berkelanjutan.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional turut mendukung penguatan ekosistem ekspor dari beragam potensi komoditas yang ada di tanah air.
Salah satunya dengan pembentukan ‘Desa Devisa Klaster Udang’ di Situbondo, Jawa Timur yang merupakan pemasok dari eksportir produk olahan udang, yang sudah diresmikan 15 Juli 2022, kemarin.
- Danrem 074/Warastratama Pimpin Sertijab Dandim 0726/Sukoharjo
- Telkomsel Mobile Partner ASEAN Para Games 2022, Wujudkan Kenyamanan Akses Konektivitas #CitaJadiNyata
“Ekspor udang Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan dari ekspor perikanan secara keseluruhan. Porsinya mencapai 55% sehingga perlu kita dukung dari hulu hingga ke hilir. Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) di Wilayah Situbondo yang akan menjadi Desa
Devisa Klaster Udang merupakan komitmen LPEI untuk memperkuat ekosistem ekspor. Harapannya selain Pokdakan dapat menjadi lebih optimal sebagai pemasok, masyarakat yang terlibat juga menjadi lebih sejahtera,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso, dalam rilisnya Rabu, 27 Juli 2022.
Pemilihan komoditas udang didasari oleh potensinya. Berdasarkan data dari Indonesia Eximbank Institute LPEI, selama Januari-Mei 2022 ekspor udang dan olahannya mengalami peningkatan hingga 17,56% (YoY) atau mencapai USD 1,27 miliar dengan negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Vietnam dan Thailand.
Desa Devisa Klaster Udang terbentuk melalui business linkage yang dilakukan oleh LPEI kepada eksportir produk olahan udang. Pokdakan di Wilayah Situbondo menjadi sasaran LPEI dalam memberikan pendampingan dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor udang vaname melalui indirect export, menciptakan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kepastian hasil panen petambak.
- Walikota Gibran dan Danrem 074/Warastratama Lakukan Tendangan Kick Off Liga Santri Tingkat Korem
- Dies Natalis ke 39 UNIBA Surakarta Menuju Smarter University
Desa Devisa ini memiliki komoditi unggulan udang vaname, terdapat sekitar 20 petambak udang dari 4 kecamatan dan 6 desa di Kabupaten Situbondo Jawa Timur.
Riyani menambahkan, pada program Desa Devisa kali ini, LPEI memberikan
pendampingan yang terdiri dari tiga aspek utama yaitu kelembagaan, produksi dan akses pembiayaan. Pada aspek kelembagaan, pokdakan akan mendapatkan pelatihan penguatan
manajemen dan penyusunan laporan keuangan. Dari sisi produksi, LPEI akan memberikan kincir air dan palet serta pendampingan sistem budidaya udang yang intensif. Selain itu, LPEI juga akan memberikan pendampingan kepada pokdakan untuk mendapatkan fasilitas akses pembiayaan.
- Jasa Raharja Surakarta Salurkan Santunan Rp 28,2 Miliar
- Pertamina Catat Pendaftar Penerima BBM Subsidi Tembus 220 Ribu Kendaraan
“Sebagai lembaga milik pemerintah, LPEI akan terus membangun sinergi dengan seluruh jajaran dan menjunjung nilai budaya kami APIK (Agile, Profesionalisme, Integritas dan Kreatif) untuk mendorong peningkatan ekspor nasional,” ujar Riyani.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Situbondo Hj. Khoirani, S.Pd., M.H. yang turut menyaksikan peresmian Desa Devisa Kluster Udang juga mengapresiasi atas sinergi dan komitmen yang diberikan oleh LPEI.
"Program Desa Devisa ini memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Atas nama pribadi dan pemerintah daerah, kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan kerja sama dari LPEI.” ungkap Hj Khoirani seperti diungkapkan Riyani.