Peringati Hari Jamu, Bupati dan Forkopimda Sukoharjo Ajak Budayakan Minum Jamu Menuju Indonesia Sehat

Kusumawati - Jumat, 26 Mei 2023 17:00 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani bersama Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit saat peringatan Hari Jamu (Soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Hari Jamu Nasional ke-15 diperingati Pemkab Sukoharjo yang juga dikenal sebagai kabupaten Jamu dengan aksi bersepeda atau gowes bersama Forkopimda, yang diawali dengan Minum Jamu Bersama di Kantor Desa Malangan, Bulu, Sukoharjo pada Jumat 26 Mei 2023.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani saat ditemui dalam garis finish di Embung Gunung Pegat, Desa Karangasem, Bulu, Sukoharjo mengatakan peringatan Hari Jamu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya leluhur.

Menurut Etik peringatan tersebut juga sebagai upaya memasyarakatkan jamu sekaligus memperkuat jamu sebagai Ikon Kabupaten Sukoharjo.

“Melalui Gerakan Minum Jamu yang dilakukan di OPD, diharapkan dapat memberi contoh kepada masyarakat agar dapat membudayakan minum jamu,” ujar Bupati Etik.

Selain membudayakan minum jamu Pemkab Sukoharjo menurutnya juga telah menyosialisasikan gerakan menanam tanaman obat herbal kepada masyarakat. Bahkan perkembangan Kabupaten Sukoharjo sebagai destinasi wisata jamu menurutnya relatif stabil.

Etik menyebut banyak kegiatan study tour dari berbagai sekolah baik di dalam maupun di luar Sukoharjo ingin mempelajari terkait perkembangan dan sejarah jamu. Bahkan sudah ada pihak yang menjadikan Nguter sebagai salah satu tujuan paket wisata untuk membeli oleh-oleh khas Sukoharjo yaitu Jamu.

“Nguter menarik bagi wisatawan karena terdapat sentra bahan baku, pusat industri pengolahan Jamu hingga tempat dimana wisatawan dapat langsung menikmati minuman Jamu di Café Jamu,” katanya.

Tak hanya pada destinasi wisata jamu, perkembangan Industri Jamu di Sukoharjo menurutnya cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pelaku usaha yang membuat industri rumahan untuk produk jamu.

Dengan potensi tersebut, menurutnya pemerintahan kabupaten Sukoharjo juga telah hadir di tengah masyarakat dengan mangadakan pelatihan-pelatihan terkait jamu. Selain itu juga memfasilitasi perizinan, serta pemberian hibah alat produksi melalui OPD terkait.

Hari Jamu yang dilahirkan di Istana Negara Pada 27 Mei 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi penanda jamu sebagai warisan asli budaya Indonesia, bisa mendunia.

Selama beberapa tahun terakhir Etik membeberkan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga telah membuat beberapa kebijakan. Di antaranya pada 2012 Pemda Sukoharjo memecahkan rekor MURI minum jamu secara massal. Rekor tersebut disusul pembangunan Pasar Nguter sebagai sentra Jamu pada 2013.

Selanjutnya pada 2015 Pemda mencanangkan Kabupaten Sukoharjo sebagai Kabupaten Wisata Jamu. Kemudian pada 2019 Pemda Sukoharjo mengoptimalkan predikat Kota Jamu melalui slogan Sukoharjo Destinasi Wisata Jamu sekaligus pembukaan café Jamu di pasar Nguter

Pada 2021 Pemkab Sukoharjo juga telah melaunching Gerakan Minum Jamu. Di sisi lain Pemkab Sukoharjo juga membentuk Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI) sebagai wadah pemberdayaan kelompok perajin jamu. Etik juga mengatakan kampung dan Pasar Jamu Nguter terus dibina agar eksistensi jamu mampu mendunia.

“Untuk mendukung eksistensi kampung jamu selain memberikan pelatihan kepada masyarakat di kampung jamu, kami juga turut mempromosikan Kampung Jamu di Nguter. Promosi dilakukan melalui media sosial serta mengundang tamu-tamu berkunjung ke Kampung Jamu Nguter Sukoharjo,” katanya.

Etik juga mengklaim turut mendorong UKM Jamu memasuki pasar digital melalui fasilitasi langsung pedagang di Pasar Jamu Nguter. Mereka diberi akses untuk onboarding di salah satu marketplace yaitu GrabMart. Sosialisasi terkait pemasaran produk ke marketplace juga telah dilakukan melalui KOJAI dan kegiatan OPD lainnya.

Sementara dari sisi pelaku, Etik menjamin UKM Jamu telah siap bersaing dipasaran bahkan dalam pesanan besar. Mengingat sumber daya manusia di Sukoharjo menurutnya cukup banyak.

Namun ia mengakui pembuatan produk dalam kapasitas besar terkendala bahan baku yang terkadang mengalami kelangkaan. kendati demikian pihaknya telah memikirkan solusi lain melalui kerja sama dengan petani baik lokal dan luar Sukoharjo.

Etik mengatakan ekspor secara besar oleh UKM Jamu di Sukoharjo belum ada, namun produk UKM jamu Sukoharjo sudah ada yang masuk ke pasar luar negeri melalui diaspora (sebutan warga negara Indonesia yang bekerja dan belajar di luar negeri).

“Mereka membawa produk jamu dari Sukoharjo sebagai buah tangan sekaligus mengenalkan produk jamu ini ke masyarakat luar negeri. Kemudian hal ini berkembang dengan adanya orang luar negeri yang membeli langsung saat berkunjung ke UKM Jamu,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS