Ki Dalang Warseno Slank di Mata Para Seniman, Abah Kirun Bangga, Yati Pesek Sebut Beliau Panutan Dan Pendidik

Kusumawati - Kamis, 12 Desember 2024 18:00 WIB
Seniman Yati Pesek dan Abah Kirun saat melayat Ki Dalang Warseno di kediaman Makamhaji Kartasura Sukoharjo (Soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) – Ribuan kerabat, sahabat, tokoh nasional dan seniman ikut mengantarkan kepergian Ki Dalang Warseno dari rumah duka di Makamhaji Kartasura Sukoharjo, Kamis 12 Desember 2024.
Berbagai seniman yang mengenalnya mengenang sosoknya sebagai seniman yang penuh dedikasi, berilmu tinggi, dan inspiratif.

Yati Pesek, seorang sinden senior, mengungkapkan rasa bangga sekaligus kehilangan mendalam. “Waktu beliau dapat gelar, saya ikut bangga. Sekarang, rasanya sedih sekali karena kehilangan. Tapi saya percaya anak-anaknya, termasuk Mas Pandit, bisa meneruskan warisan seni bapaknya,” ujar Yati.

Ia juga mengenang momen saat Warseno memerankan Bagong di Wayang Orang Sriwedari. “Beliau jadi Bagong sekitar dua tahun lalu, waktu saya habis operasi mata. Meski saya sedang sakit, saya tetap kagum dengan gayanya yang khas saat mendalang,” katanya.

Menurut Yati, gaya mendalang Warseno yang khas dan pendidikan tingginya menjadi kombinasi yang luar biasa. “Beliau itu bukan cuma seniman, tapi juga pendidik. Gayanya mendalang sangat unik dan selalu bisa membuat penonton merasa dekat,” tambahnya.

Sementara itu, Kirun, pelawak dan seniman kawakan, mengingat Ki Warseno sebagai figur yang Gandrung (tergila-gila) dengan ilmu. “Beliau luar biasa, tidak pernah berhenti mencari ilmu. Saya mengenal beliau sejak masih SMA di tahun 1986-1987. Dedikasinya terhadap seni dan budaya itu hebat sekali,” ungkap Kirun.

Kirun juga menyoroti semangat Warseno dalam menggabungkan tradisi dan inovasi dalam seni pedalangan. “Beliau selalu mencoba memasukkan nilai-nilai baru dalam pakeliran, tanpa melupakan akarnya. Itu yang membuatnya spesial di mata kami semua,” tambahnya.

Ki Warseno Slank adalah adik dari Ki Dalang Anom Suroto, seorang dalang legendaris. Ia juga merupakan paman dari dalang Ki Jatmiko. Dedikasinya terhadap budaya tradisional, khususnya wayang, tidak diragukan lagi. Setiap bulan, rumahnya rutin menjadi tempat digelarnya pementasan wayang kulit, menjaga warisan seni tradisional tetap hidup di tengah modernisasi.

Dalam kesehariannya, Ki Warseno dikenal sebagai sosok yang rendah hati, tegas, dan perhatian terhadap keluarga. Di mata kolega dan keluarga, beliau adalah pemimpin yang mampu merangkul semua kalangan. Sebagai seniman, ia tetap berkomitmen memegang pakem tradisional dalam setiap pementasan wayang, meski tidak menutup ruang untuk inovasi modern.

Kondisi Kesehatan Sebelum Berpulang
Sebelum wafat, Ki Warseno sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta akibat jatuh saat menghadiri acara di sebuah hotel. Meskipun kondisinya memburuk dan harus dirawat di ICU, beliau tetap menunjukkan semangat dan tidak pernah mengeluh kepada keluarga.

Peninggalan dan Pesan Ki Warseno
Ki Warseno meninggalkan warisan berharga bagi dunia seni tradisional Indonesia. Beliau sering kali berpesan kepada generasi muda, khususnya para dalang, agar tidak melupakan pentingnya pendidikan. "Boleh berkesenian, tetapi pendidikan juga harus menjadi prioritas," menjadi salah satu pesan terakhirnya yang akan selalu diingat.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS