Wabup Eko Sapto Resmikan SPPG Ke-23 Di Sukoharjo, MBG Tidak Boleh Dibawa Pulang!

Senin, 06 Oktober 2025 09:51 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000888489.jpg
Wabup Sukoharjo Eko Sapto memastikan proses di SPPG sesuai SOP di SPPG Srikandi Gumpang (Soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Wakil Bupati Sukoharjo, Eko Sapto Purnomo, secara resmi meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Srikandi Berkah Mandiri di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, pada Senin (06/10). 

SPPG ini merupakan dapur ke-23 yang kini telah beroperasi di Kabupaten Sukoharjo.
Peresmian ini tidak hanya menjadi penambahan fasilitas, tetapi juga momentum penegasan standar operasional tinggi, terutama terkait keamanan pangan, menyusul pengalaman insiden yang tidak diharapkan sebelumnya.

Fokus Pengawasan: Memastikan Makanan Bergizi Bebas Risiko

Wabup Eko Sapto Purnomo dalam sambutannya menekankan bahwa peresmian SPPG Gumpang ini menjadi atensi bagi seluruh SPPG yang ada di Sukoharjo. Ia menyebut bahwa pembentukan Forum Kecamatan dan Satgas telah selesai, menjadikan rentang kendali pengawasan lebih dekat dengan SPPG dan yayasan mitra.

"Rentang kendali Satgas ini lebih dekat. Harapannya segala sesuatunya bisa lebih cepat responnya, baik dalam rangka mengawasi pelaksanaan sesuai dengan SOP, pemenuhan SOP, dan juga yang tidak kita harapkan manakala nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, antisipasi mitigasinya juga sudah siap," ujar Wabup Eko Sapto.

Poin Kritis Keamanan Pangan

Wabup secara tegas menyoroti beberapa poin kritis yang wajib menjadi perhatian seluruh pengelola SPPG demi mencegah potensi keracunan makanan:
* Batas Belanja Bahan: Belanja bahan makanan maksimal 2 hari sebelum dimasak, tidak boleh lebih.
* Penyimpanan Bahan: Penyimpanan harus baik. Bahkan, bahan seperti ayam marinasi yang sudah disiapkan untuk dimasak harus dimasukkan kembali ke penyimpanan (kulkas) sebelum digoreng, untuk mencegah perubahan senyawa.

* Waktu Distribusi: Makanan matang perlu didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas. Waktu antara matang sampai dengan diterima siswa harus ideal, maksimal 4 hingga 6 jam (4 jam lebih aman), dengan waktu efektif pengemasan dan distribusi hanya sekitar 2-2,5 jam.
* Aturan Konsumsi: Makanan wajib segera dimakan di sekolah dan tidak boleh dibawa pulang untuk meminimalisir risiko basi atau kontaminasi.
* Variasi Menu: Penting memperhatikan variasi makanan untuk menumbuhkan selera makan anak-anak.

“Pesan tegas, makanan MBG tidak boleh dibawa pulang!,” kata Wabup Eko. 

Wabup menambahkan bahwa pendampingan dari Puskesmas, Kepala Desa (Kades), Babinsa, dan Bhabinkamtibmas sudah didorong secara efektif untuk memastikan program pemenuhan gizi ini sukses. "Semua keroyokan memastikan program ini sukses bisa membawa kita pada masa depan Indonesia," tegasnya.

23 SPPG Siap Layani Ribuan Siswa

Koordinator Wilayah (Korwil) SPPG Sukoharjo, Malik Fajar, membenarkan bahwa saat ini sudah 23 SPPG yang beroperasi (running) dari total 35 SPPG yang sudah siap. Sementara total kuota untuk Kabupaten Sukoharjo sendiri ditargetkan mencapai 80 SPPG.

"Yang sudah running itu 23, itu semua sudah tersebar di 12 Kecamatan," jelas Malik Fajar, seraya menambahkan bahwa beberapa kecamatan seperti Weru masih dalam proses.

Sementara itu, Kepala SPPG Srikandi Gumpang, Ilham Dika Pradana, menyampaikan bahwa SPPG di Kartasura ini melayani 3.590 siswa dari 23 sekolah di area Kartasura, mencakup jenjang TK hingga SMA. Program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan gizi dan kualitas sumber daya manusia sejak dini.