TPSTT "Bumi Hijau" Batang, Role Model Pengelolaan Sampah Mandiri

Senin, 06 Oktober 2025 21:32 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000889987.jpg
Gubernur Lutfi saat meresmikan TPSTT Bumi Hijau Batang (Humas Jateng)

BATANG (Soloaja.co) - Desa Tersono di Kabupaten Batang kini memiliki wajah baru dalam menangani masalah sampah. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, pada Senin (6/10/2025), meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Terintegrasi (TPSTT) “Bumi Hijau”, yang disebut-sebut sebagai percontohan pengelolaan sampah mandiri di tingkat desa.

TPSTT yang berdiri di lahan seluas 7.000 meter persegi ini merupakan hasil inisiatif warga untuk mengolah sampah langsung dari sumbernya, sebelum membebani Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) kabupaten.

Iuran Murah, Manfaat Besar

Kepala Desa Tersono, Abdul Mukti, menjelaskan bahwa program ini sudah berjalan 2-3 bulan dengan melibatkan warga secara langsung. Setiap rumah diwajibkan iuran Rp15.000 per bulan untuk jasa pengangkutan sampah dua kali seminggu.
"Sosialisasinya dibantu mahasiswa KKN juga, jadi masyarakat mulai terbiasa memilah sampah organik dan anorganik," kata Mukti.

Sampah organik kini diolah menjadi pakan maggot dan pupuk alami, sementara plastik dikirim untuk daur ulang atau diolah menjadi produk kreatif. Bahkan, sampah plastik akan dihancurkan menggunakan incinerator mini berbasis teknologi hidrogen yang hemat bahan bakar.

Tin, salah satu warga Desa Tersono, menyambut antusias program ini. "Iurannya cuma Rp15 ribu, tapi manfaatnya besar. Lingkungan jadi bersih, udara lebih segar," ujarnya.

Gubernur: Tersono Jadi Contoh Penanganan Sampah Hulu

Gubernur Ahmad Luthfi mengapresiasi inovasi warga Tersono karena berhasil mengubah persoalan sampah menjadi peluang ekonomi. Menurutnya, langkah Tersono adalah contoh nyata pengelolaan sampah di tingkat hulu (sumber).

"Kalau semua desa melakukan hal yang sama, sampah tidak akan jadi beban besar di TPA. Kita tahu anggaran sampah terbatas, jadi desa harus kreatif dan mandiri seperti Tersono," tegas Gubernur.

Luthfi juga meminta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jateng menjadikan Tersono sebagai model percontohan dan mendorong desa lain untuk belajar langsung ke lokasi ini.

Antisipasi Timbulan Sampah Industrial Batang
Bupati Batang, Faiz Kurniawan, menegaskan bahwa TPSTT Tersono menjadi percontohan penting mengingat potensi peningkatan timbulan sampah di Batang.

"Tahun 2027 sampai 2028 nanti ada sekitar 32 pabrik di Batang Industrial Park yang beroperasi penuh. Artinya, akan ada migrasi besar dan potensi timbulan sampah meningkat. Kalau dari sekarang tidak disiapkan, kita bisa kewalahan," jelas Bupati.

Bupati Faiz berharap inisiatif Tersono ini menjadi semangat bagi desa lain untuk mengalokasikan anggaran dan mengelola sampahnya secara mandiri, didukung oleh rencana pembangunan TPST regional di Gringsing berkapasitas 100 ton per hari.

Saat ini, Kabupaten Batang menghasilkan sekitar 472 ton sampah per hari, namun baru 21,89 persen yang tertangani dengan baik. TPSTT Bumi Hijau yang melayani tujuh desa dan tiga pasar utama ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan.

Gubernur Luthfi menutup, apa yang dilakukan Tersono selaras dengan program prioritasnya untuk melahirkan ekosistem ekonomi yang maju dan berdaya. “Ini bukti bahwa program lingkungan bisa memberi efek ekonomi nyata,” tutupnya.